Kesesuain Kualitas Air Pada Budidaya Perikanan
Mengukur kualitas air merupakan hal yang wajib untuk dilakukan karena air mudah untuk tercemar sehingga alat ukur kualitat air yang terbaik benar-benar dibutuhkan. Air yang seringkali disebut sebagai sumber kehidupan memang begitulah adanya. Karena tanpa air, manusia akan sangat menderita dan juga melakukan aktifitas kesehariannya. Namun air sendiri seringkali sulit untuk dipelihara khususnya dalam soal tercemari dan menjadi kotor. Mengukur kualitas air dibutuhkan untuk mengetahui apakah air tersebut layak untuk digunakan untuk sehari-hari, hingga layak untuk dikonsumsi atau diminum tidaknya.
Pentingnya mengetahui kualitas air bagi kehidupan sehari-hari
Mengukur kualitas air biasanya membutuhkan alat atau parameter khususnya yang dilakukan dengan cara atau metode tertentu. Bisa dengan beragam jenis parameter mulai dari parameter fisik, parameter kimia hingga menggunakan parameter mikrobiologis. Pengujian untuk kualitas air tersebut sangatlah dibutuhkan khususnya untuk mengetahui dari warna dan juga bau air yang biasanya menjadi salah satu cara paling mudah dari kelayakan air tersebut untuk digunakan.
Dengan mengelola dan juga mengukur kelayakan dari kualitas air akan membantu khususnya untuk memelihara agar kualitas air tersebut tercapai. Selain itu juga, setelah mengetahui layak atau tidaknya, sudah seharusnya jika alat ukur dari kualitas air tetap harus dilakukan secara berkala, terlebih lagi jika ada perubahan dari warna dan juga bau atau bahkan dari rasa air tersebut. Hal ini jika tidak dilakukan maka akan sulit untuk mencegah air kotor atau air yang telah tercemari masuk ke dalam tubuh dan tentunya akan menimbulkan penyakit yang bisa jadi sangat berbahaya bagi tubuh hingga beresiko kematian.
Parameter yang berpengaruh
a. Suhu
Suhu sangat berpengaruh pada proses
metabolisme ikan. Suhu perairan yang optimal (sesuai kebutuhan ikan didaerah
tropis) adalah 27 – 31oC. Pada suhu perairan dibawah 250C dapat menurunkan
kecepatan metabolisme ikan, sehingga ikan akan terhambat pertumbuhannya. Sedangkan
bila suhu perairan di atas 350C dapat menyebabkan kematian ikan.
b. Dissolved Oxygen (DO)
DO atau kelarutan oksigen dalam air
merupakan faktor kritis bagi budidaya ikan. Oksigen merupakan kebutuhan pokok
bagi biota air pada umumnya. Udara di atmosfir mengandung oksigen sebanyak
20,95% dari volume udara. Sedangkan dalam air kelarutan oksigen diukur dalam mg
/ liter air atau berat oksigen (mg) per juta mg air (ppm).
Kelarutan oksigen tergantung pada;
1. Suhu air
2. Tekanan udara
3. Tekanan uap air
Dissolved Oxygen (DO) dalam mg/liter air (ppm) |
Efek Pada Ikan |
< 1 |
Ikan cepat mati |
1 – 5 |
Ikan dapat hidup tetapi reproduksi rendah dan
pertumbuhan lambat |
> 5 |
Pertumbuhan dan reproduksi normal |
c. pH
Derajat keasaman atau pH adalah
ukuran standar perbandingan ion H+ dan ion OH-, bila dalam keadaan normal
jumlah kedua jenis ion sama disebut netral ditunjukkan dengan pH = 7. Keadaan
dimana pada air lebih banyak ion H+, maka air dinyatakan asam (pH < 7) dan
sebaliknya keadaan dimana pada air lebih banyak ion OH-, maka air dinyatakan
basa (alkali - pH > 7). Standard pH yang dibutuhkan pada sebagian besar
biota air adalah 6,8 – 8,5. Apabila air menjadi asam, pH dibawah 4 maka ikan
akan mengeluarkan banyak lendir yang mengganggu pernafasan, demikian pula bila
pH di atas 8. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kualitas air secara berkala
untuk menjaga kualitas air pada kondisi yang normal.
d. Alkalinitas
Untuk menjaga pH air tetap stabil
pada kisaran 6,8 maka perlu suatu proses kimia yang dinyatakan dalam
alkalinitas. Alkalinitas adalah kemampuan pem-bufffer-an dari ion bikarbonat,
ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan
bereaksi dengan ion
e. Kesadahan
Pengaruh kalsium karbonat (CaCO3)
dalam air dapat pula dinyatakan sebagai kesadahan yaitu kemampuan air untuk
membentuk busa apabila dicampur dengan detergen (sabun). Pada air yang
mempunyai kesadahan rendah akan mudah membentuk busa apabila dicampur dengan
sabun. Sedangkan pada air yang mempunyai kesadahan tinggi tidak akan terbentuk
busa. Kesadahan sangat penting bagi kehidupan ikan. Tidak semua ikan dapat
hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan
memerlukan nilai kesadahan pada kisaran tertentu untuk hidupnya. Disamping itu,
kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha
untuk mengubah nilai pH.
f. Ammonia
Ammonia dalam air dapat berasal dari
pemupukan, eksresi hewan dan hasil perombakan komponen nitrogen oleh mikroba.
Beberapa jenis tanaman dapat menyerap
ammonia. Bakteri pengurai (nitrobacter) dapat mengoksidasi ammonia menjadi
nitrat. Oleh karena itu ammonia dapat menurun konsentrasinya dengan berbagai
cara. Akan tetapi dengan kepadatan ikan yang tinggi dikolam dan pemberian
makanan buatan dapat meningkatkan konsentrasi ammonia.
Efek dari Amoniak Tinggi adalah:
1. Terjadinya kerusakan Insang
2. Laju pertumbuhan menurun
3. Mudah terkena penyakit
4. Kenaikan ph darah
5. Kerusakan jaringan dan organ
bagian internal
6. Osmoregulation lemah
7. Kematian.
Penyebab Amoniak Tinggi:
1. Pemberian pakan yang berlebih
2. Pembusukan dari zat organik oleh
bakteri.
Cara penanggulangan
1. Mengurangi jumlah pakan
2. Pergantian air
3. Mengurangi kepadatan ikan
4. Pemberian aerasi
5. Menurunkan pH kolam
g. Nitrit (NO2ˉ) dan Nitrat (NO3ˉ)
Nitrit mempunyai sifat racun bagi
ikan. Pada darah yang banyak mengandung nitrit akan bereaksi dengan haemoglobin
membentuk methemoglobin sebagai penyakit darah coklat.
Nitrit terbentuk dari hasil reduksi
nitrat oleh bakteri anaerob pada dasar perairan. Di perairan nitrit dapat
bersifat racun bila konsentrasi lebih dari 5 mg/l NO2ˉ - N.
Amoniak dapat diturunkan
konsentrasinya dengan cara :
1. Meningkatkan aerator.
2. Menghentikan pemberian pakan atau
mengurangi jumlah pakan yang diberikan.
3. Memeriksa keseimbangan
mikrobiologi.
4. Bila amoniak meningkat 0.1 ppm,
melakukan pergantian 10% dan bila amoniak menjadi 1.0 ppm, melakukan pergantian
air 25%. Jangan menggunakan air yang mengandung klorin.
5. Memindahkan ikan bila amoniak >
2,5 ppm.
6. Mengulangi pemeriksaan setiap 12 –
24 jam
7. Menurunkan pH, tetapi tidak sampai
dibawah 6
h. Hidrogen Sulfida (H2S)
H2S sangat beracun bagi biota air.
Dibawah kondisi anaerob heterotropic bacteria dapat memanfaatkan sulfat (SO4=)
dan mengeksresikan dalam bentuk sulfida (S=).
Untuk perkembangan penetasan telur
dan perkembangan larva konsentrasi hydrogen sulfida (H2S) harus kurang dari
0,019 ppm. Juvenile tidak melebihi 0,045 ppm H2S, sedangkan yang sudah dewasa
tidak melebihi 0,048 ppm H2S.
i. Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari
phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan
suatu perairan yang akan dipergunakan dalam kegiatan budidaya. Plankton sebagai
organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang
relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka
terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air,
cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
token link soal adalah Suhu2020
j. Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari
total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas air yang sangat
mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal
ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total
didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan
iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah
dioksidasi.Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam
garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau
atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa
pahit pada air laut, KNO3 dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar