Perkembangan Embrio pada ikan
Perkembangan embrio pada
telur ikan terjadi sejak pembuahan oleh
sperma. Embrio adalah mahluk yang sedang berkembang sebelum mahluk tersebut
mencapai bentuk definitif seperti bentuk mahluk
dewasa.
Pada perkembangan mahluk hidup dalam proses
embriogeneses terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Progenase : dimulai dari perkembangan sel kelamin sampai
zygot
2. Embriogenese : Proses perkembangan zygot
pembelahan zygot, blastulasi, gastrulasi dan neorolasi
sampai pembelahan zygot
3. Organogenese : Proses perkembangan alat-alat
tubuh seperti jantung, paru paru, ginjal, otak dan sebagainya.
Pembelahan zygot adalah rangkaian mitosis yang
berlangsung berturutturut segera setelah terjadi
pembuahan. Pembelahan zygot berlangsung cepat
sehingga sel anak tidak sempat tumbuh, sehingga
besar sel anak makin lama makin kecil,
sesuai dengan tingkat pembelahan. Akibatnya pembelahan
menghasilkan kelompok sel anak yang disebut morula dan sel anak disebut
blastomer.
Pembelahan
pertama akan membagi blastodisk menjadi dua
bagian yang selanjutnya masing masing bagian akan membelah lagi
menjadi 4,8,16 dan 32 sel. Pembelahan-pembelahan sel ini akan
menghasilkan blastoderm yang makin lama makin
menebal. Tahap pembelahan sel berakhir dengan
terbentuknya rongga blastocoel yang terletak antara blastoderm dan jaringan
periblast yang menempel pada kuning telur.
Perkembangan
Larva Ikan
Fase larva memiliki
perkembangan anatomi dan morfologi yang lebih
cepat dibandingkan dengan ikan yang lebih
dewasa. Sebagian besar perkembangan larva ikan yang baru menetas
adalah mulut belum terbuka, cadangan kuning telur dan butiran minyak masih
sempurna dan larva yang baru menetas bersifat pasif.
Hari ke dua mulut mulai terbuka. Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai
mencari makan, pada saat tersebut cadangan kuning telurnya
pun telah menipis yaitu tinggal 25 –
30% dari volume awal.
Telur ikan yang baru menetas dinamakan
larva, tubuhnya belum sempurna baik organ
luar maupun organ dalamnya. Larva akan
terus berkembang untuk menyempurnakan bentuk dan
fungsi dari masingmasing organ. Perkembangan
larva secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
tahap, yaitu :
Prolarva, larva yang masih memiliki kuning
telur, tubuhnya transparent dengan beberpa butir pigmen yang
fungsinya belum diketahui. Sirip dada dan ekor sudah
ada tetapi bentuknya belum sempurna. Kebanyakan
prolarva yang baru keluar dari cangkangnya
tidak memiliki sirip perut yang nyata
melainkan berupa tonjolan saja. Mulut dan
rahang belum berkembang dan ususnya masih
merupakan tabung yang lurus.
Sistem pernafasan dan peredaran darah belum
sempurna. Makanan diperoleh dari cadangan
kuning telur yang belum habis diserap.
Pergerakan larva ikan yang baru menetas
relative sedikit, sehingga masih mudah terbawa
arus. Perkembangan prolarva sangat cepat
sehingga morfologi dan proporsi bagian tubuhnya cepat berubah.
Macam macam ukuran kuning telur ikan fase
prolarva , 1 larva ikan mas, 2 larva ikan gurame, 3 larva ikan arwana |
|
Post
larva, masa larva dari hilangnya cadangan
kuning telur hingga terbentuknya organ-organ baru
atau selesainya tahap penyempurnaan bentuk dan
fungsi organ. Sehingga post larva telah
dapat bergerak lebih aktif untuk memenuhi kebutuhannya
dalam mencari makanan, meskipun pergerakannya masih
terbatas. Pada ikan mas post larva
biasa dikenal dengan sebutan lokal kebul. Post larva masih mengandalkan
pakan alami untuk memenuhi kebutuhannya.
Perpindahan tahap prolarva menjadi post
larva merupakan masa kritis bagi perkembangan larva, hal ini
disebabkan karena adanya perpindahan atau masa transisi
habisnya kuning telur. Pada masa prolarva
makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
perkembangan tubuh diperoleh dari cadangan kuning
telur melalui proses absorbsi dalam tubuh
(indogenous feeding), setelah kuning telur habis terserap maka larva sudah harus
mulai mencari makanan dari luar tubuhnya
(eksogenous feeding).
Pada masa transisi inilah terjadi proses
katabolisme berupa penghisapan kembali jaringan tubuh
yang sudah terbentuk bertepatan dengan pergerakan
larva. Ketika kuning telur hampir habis
diserap, larva mulai beradaptasi dengan mengambil
makanan dari luar tubuhnya.
Masa perpindahan inilah yang menjadi masa
kritis bagi larva, karena ketersediaan pakan
alami dalam media hidupnya sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup larva dalam mempertahankan hidupnya.
Saluran pencernaan larva ikan umur dua
hari berbentuk tabung lurus, belum ditemukan
rongga pada saluran pencernaan. Ketika
larva /benih umur 4 hari, saluran pencernaan mulai berlekuk sedikit. Pada
umur 4 hari Pada benih umur 10 hari saluran pencernaan semakin melengkung
sampai ke anus dan hati sudah lengkap.
Benih umur 12 hari rongga saluran
pencernaan dan vili ( lekukan ) semakin
tinggi, usus depan sudah berdiferensiasi
menjadi lambung. Diantara lambung dan usus
terdapat penyempitan saluran pencernaan
(pylorus/katup) dan di belakangnya terdapat
rongga saluran- saluran pencernaan yang biasanya menggelembung.
Aktivitas enzim protease di dalam saluran pencernaan semakin meningkat
dengan bertambahnya umur benih dan mencapai
puncaknya pada umur 17 hari. Peningkatan
aktivitas protease tersebut disebabkan oleh
meningkatnya luas permukaan usus dalam
penambahan lekukan ( vili) bagian dalam
usus dan bertambah panjangnya usus yang
menyebabkan meningkatnya jumlah sel penghasil
enzim.
Sesuai
dengan pendapat Ferraris et.al (1986) bahwa
peningkatan aktivitas protease disebabkan meningkatnya
jaringan penghasil enzim. Penyebab lain adalah
meningkatnya peran pakan yang dikonsumsi
oleh benih ikan baung sehingga terjadi peningkatan kualitas
dan kuantitas pakan yang berperan sebagai substrat yang diurai oleh enzim yang
ada.
Setelah berumur sehari, larva akan
berkembang dan membentuk pasangan-pasangan alat
sensor pada badannya yang disebut "cupulae".
Alat cupulae ini seperti rambut-rambut pendek.
Pada bagian ujung (dekat mulut) biasanya terdapat sepasang dan lainnya
akan berada pada badannya. Alat sensor ini
hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop
dengan posisi larva dilihat dari bagian
atas.
Dengan terbentuknya alat ini biasanya larva
menjadi sensitif dari pengaruh luar. Cupulae ini akan
tidak nampak atau hilang setelah larva berumur 2 hari.Menjelang
hari ke 2 akan terbentuk pigmentasi
pada mata kemudian dibarengi dengan terbukanya
mulut.
Setelah mata betul-betul membuka yang dapat
ditandai dengan adanya sepasang pigmen
hitam di bagian kepala kemudian mulut larva
membuka dengan sempurna maka selanjutnya larva mulai berusaha
mencari dan memangsa pakan yang ada di sekitarnya. Pada saat ini, cadangan
kuning telur mulai menipis.
Mulai D-3 biasanya larva sudah aktif mencari mangsa, kuning
telur habis diserap dan gelembung minyak mulai
menipis. Tampaknya gelembung minyak merupakan cadangan
energi untuk larva sampai larva mendapatkan
mangsanya.Setelah gelembung minyak habis dan
larva ternyata tidak menemukan mangsanya maka
larva akan mati.
Pada periode inilah merupakan masa-masa kritis.
Pada D-3 umumnya larva mulai menampakkan
sirip-sirip dada dan saluran pencernaannya mulai
berkembang.Setelah larva berumur sekitar satu
minggu, duri punggung mulai berkembang dan
pigmentasi di seluruh badan mulai tampak.
Untuk
selanjutnya, larva akan berkembang terus
hingga sampai mengalami metamorfosis yaitu
perubahan menuju bentuk ikan lengkap kira -kira
berumur satu bulan.
Pada umur itu, semua organ sudah terbentuk dengan sempurna. Setiap
jenis larva ikan mempunyai perbedaan perkembangan
morfologi.
Sebagian
besar perkembangan morfologis larva ikan
yang baru menetas adalah mulut belum
terbuka, cadangan kuning telur dan butiran
minyak masih sempurna dan larva yang baru menetas bersifat pasif. Hari
ke dua mulut mulai terbuka. Selanjutnya benih
mulai berusaha.
Selanjutnya memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari makan, pada saat
tersebut cadangan kuning telurnya pun telah
menipis yaitu tinggal 25 – 30% dari volume
awal.Sirip dada mulai terbentuk sejak benih
baru menetas meskipun belum memiliki jari-jari.
Pada hari kedua bakal sirip punggung, sirip
lemak dan sirip ekor masih menyatu dengan sirip dubur. Jari jari sirip
dubur muncul pada hari ke 5 dan lengkap pada hari ke 10. Pigmen mata pada larva
yang
baru menetas sudah terbentuk dan hari ke 2 mata telah berfungsi. Insang
pada hari ke sudah terbentuk dan
berkembang sesuai umur larva. Pada umur 10 hari insang
sudah mulai berfungsi.
Kuning telur ikan patin, mas, lele,
baung dan sebagainya habis terserap pada
hari ke 3. Sedangkan ikan nila,
gurame, bawal kuning telurnya terserap setelah
umur 4 hari. Perbedaan kecepatan penyerapan
kuning telur ini terjadi karena ukuran
kuning telur yang berbeda dan pengaruh faktor
lingkungan terutama suhu dan kandungan oksigen terlarut.
Kamler dan Kohno ( 1992 ) mengatakan
semakin tinggi suhu maka penyerapan kuning
telur semakin cepat. Kuning telur yang
diserap berfungsi sebagai materi dan energi
bagi benih untuk pemeliharaan, diferensiasi,
pertumbuhan dan aktivitas rutin. Buddington (1988) fungsi utama kuning
telur adalah untuk pemeliharaan dan
aktivitas serta relatif kecil untuk differensiasi.
Laju penyerapan kuning telur benih ikan baung dan patin pada fase awal
menetas lambat, kemudian cepat dan lambat
lagi berlangsung secara eksponensial.
Penyerapan lambat menjelang hingga habis
terserap. Heming dan Buddington ( 1988 )
bahwa penyerapan kuning telur berlangsung secara
eksponensial. Penyerapan lambat menjelang kuning
telur habis terserap diduga disebabkan oleh
berkurangnya luas permukaan sejalan dengan
penyusutan kantung kuning telur dan
perubahan komposisi kuning telur.
Numpang promo ya Admin^^
BalasHapusajoqq^^cc
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami... (k)
di ajopk.com ^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856