Pengaruh Penggunaan Pelet Ikan PF 500 Dengan Dosis Yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila GIFT
(Oreochromis
niloticus)
Laporan Praktikum
Disusun Oleh :
Ninda
Rizkiyani (1005560321)
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Pekalongan
Pekalongan
2013
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perikanan merupakan suatu
bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang
berhubungan dengan penangkapan,
pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian
sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri. Karenanya, ilmu perikanan harus terus dikaji
dan dikembangkan terutama oleh dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung
tombak pengembangan dan penerapan
teknologi perikanan. Sebagaimana ilmi-ilmu terapan yang lain,
pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan
dasar yang memadai, antara lain fisiologi (Fujaya, 2004).
Menurut Mudjiman (1998),
pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun
volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang
berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang
meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap
penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan
tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan
ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Ikan nila (Oreochromis
niloticus) dan patin (Pangasius pangasius) tergolong jenis ikan air tawar yang
sangat berpotensi untuk dibudidayakan dan dikembangkan sebagai sumber penyedia
pangan protein hewani untuk mencukupi kebutuhan manusia maupun untuk kepentingan
perdagangan. Untuk mewujudkan keberhasilan budidaya ikan nila diperlukan
ketersediaan benih yang baik mutunya dan cukup jumlahnya, ketersediaan pakan
yang mencukupi, lingkungan hidup yang sesuai serta ilmu pengetahuan dan
teknologi yang maju. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan nila maka
dilakukan pengamatan pertumbuhan ikan nila dengan pemberian pakan pelet PF 500
dan dengan dosis yang berbeda.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1.
Mahasiswa dapat mengetahui teknik pemeliharaan ikan yang baik
2.
Mahasiswa dapat mengamati pertumbuhan benih ikan nila.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Biologi Ikan Nila GIFT
2.1.1 Taksonomi
Klasifikasi ikan nila GIFT
menurut Suyanto (1994) sebagai berikut
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Chiclidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis
niloticus
2.1.2 Morfologi
Ikan nila GIFT mempunyai bentuk
tubuh lebih pendek dari pada ikan nila lokal. Tubuhnya lebih tebal, warna
tubuhnya hitam keputihan, kepalanya relatif kecil, sisik berukuran besar,
kasar, tersusun rapi, matanya besar, menonjol dan bagian tepinya berwarna putih.
Gurat sisi (linea lateralis) terputus di bagian tengah badannya, dagingnya
cukup tebal dan tidak terdapat duri-duri halus di dalamnya (Arie, 1999).
Sebagaimana umumnya ikan nila biasa, ikan nila GIFT memiliki lima buah
sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip
perut (ventral fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Sirip
punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip
ekor, terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil.
Sirip anusnya hanya satu buah dan berbentuk agak panjang, sedangkan sirip
ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Suyanto, 1994).
Arie (1999) menyatakan, bahwa jenis kelamin ikan nila GIFT dapat
dibedakan dari tanda pada tubuh bagian luar, yaitu bentuk, warna dan alat
kelamin. Ikan nila GIFT jantan memiliki tubuh yang lebih tinggi dan lebih
membulat, warna lebih cerah serta memiliki satu lubang kelamin yang berbentuk
memanjang, dimana fungsinya sebagai tempat mengeluarkan sperma dan air seni.
Ikan nila GIFT betina bertubuh lebih rendah atau lebih memanjang, warna lebih
gelap serta lubang kelamin dua, yaitu satu untuk mengeluarkan telur dan satu lagi
untuk mengeluarkan air seni.
2.2
Habitat
Ikan nila GIFT dikenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan
lingkungan hidup, karena ikan ini dapat hidup di air tawar, air payau dan air
laut. Ikan nila GIFT air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses
adaptasi secara bertahap, dengan cara salinitasnya dinaikkan sedikit demi
sedikit. Pemindahan secara mendadak ke dalam air yang salinitasnya berbeda
dapat mengakibatkan stress dan kematian pada ikan (Suyanto, 1994).
Arie (1999) menyatakan, bahwa habitat yang ideal untuk ikan nila GIFT
adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 140C-380C, atau suhu optimal
250C-300C. Kisaran salinitas (kadar garam) yang ditoleransi untuk pertumbuhan
ikan nila GIFT adalah 0-15 ppt.
Tempat hidup ikan nila GIFT biasanya berada pada perairan yang dangkal
dengan arus yang tidak begitu deras. Ikan nila GIFT tidak menyukai hidup di
perairan yang bergerak (mengalir), namun jika dilakukan perlakuan terhadap ikan
nila GIFT seperti pengadaptasian terhadap lingkungan air yang mengalir, maka
ikan nila GIFT juga bisa hidup baik, pada perairan yang mengalir tersebut
(Rukmana, 2004).
2.3
Pakan dan Kebiasaan Makan
Ikan dapat tumbuh optimal jika
memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup dan gizi seimbang, dengan kata lain
ikan membutuhkan makanan yang lengkap dalam jumlah yang cukup (Mudjiman, 2004).
Lebih lanjut dinyatakan bahwa jumlah ransum dan komposisi gizi yang dibutuhkan
oleh seekor ikan berbeda-beda dan selalu berubah. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh jenis ikan, umur ikan dan ketersediaan makanan alami di dalam
tempat pemeliharaannya.
Ikan nila GIFT termasuk ke dalam
golongan ikan pemakan segala atau (omnivora), sehingga ikan ini dapat
mengkonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan (Khairuman dan Amri, 2003).
Lebih lanjut dinyatakan bahwa ikan nila GIFT yang masih berukuran benih
menyukai makanan alami berupa zooplankton misalnya Rotifera sp., Moina sp., dan
Daphnia sp. juga fitoplankton. Selain itu, ikan nila GIFT juga suka memangsa
alga atau lumut yang menempel pada substrat di habitat hidupnya, siput,
jentik-jentik serangga, kelekap, hydrilla, sisa-sisa dapur dan buah-buahan,
serta daun-daun lunak yang jatuh ke dalam air. Jika telah mencapai ukuran
dewasa, ikan nila GIFT bisa diberi makanan tambahan berupa pellet.
Menurut Arie (1999), pellet yang diberikan sebagai pakan tambahan untuk
ikan nila GIFT harus mengandung protein yang tinggi, minimal 25%. Pellet yang
diberikan dapat berupa tepung maupun butiran. Namun, bisa juga diberikan dedak
halus jika pellet tidak tersedia, meskipun kandungan proteinnya tidak sekomplit
pellet, ikan nila GIFT sangat menyukai dedak halus tersebut. Banyaknya pakan
tambahan yang diberikan 2-3% dari berat biomassa ikan.
Ikan nila GIFT lebih suka berkawanan di tengah atau di dasar kolam jika
dalam kondisi kenyang. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada, bahwa
kebiasaan makan ikan nila GIFT berhubungan dengan suhu perairan dan intensitas
cahaya matahari. Pada siang hari dimana intensitas cahaya matahari cukup tinggi
dan suhu air meningkat, ikan nila GIFT lebih agresif terhadap makanan.
Sebaliknya, dalam keadaan mendung atau hujan bahkan pada malam hari, ikan nila
GIFT menjadi kurang agresif terhadap makanan (Andrianto, 2005).
2.4
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Pertumbuhan merupakan suatu perubahan bentuk akibat pertambahan panjang,
berat dan volume dalam periode tertentu secara individual. Pertumbuhan juga
dapat diartikan sebagai pertambahan jumlah sel-sel secara mitosis yang pada
akhirnya menyebabkan perubahan ukuran jaringan. Pertumbuhan bagi suatu populasi
adalah pertambahan jumlah individu, dimana faktor yang mempengaruhinya dapat
berupa faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi umur, keturunan
dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal meliputi suhu, makanan, penyakit,
media budidaya, dan sebagainya (Effendi, 1978).
Apabila dibandingkan dengan ikan nila lokal, maka nila GIFT mempunyai
karakteristik lebih unggul terutama tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dan
fekunditas lebih tinggi. Ikan nila GIFT mampu mencapai berat tubuh sekitar 600
g dalam waktu 5-6 bulan. (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar DKP, 2001).
Menurut Khairuman dan Amri (2003), laju pertumbuhan tubuh ikan nila GIFT
yang dibudidayakan tergantung dari pengaruh fisika dan kimia perairan serta
interaksinya. Laju pertumbuhan ikan nila GIFT lebih cepat jika dipelihara di
kolam yang airnya dangkal dibandingkan di kolam yang airnya dalam. Penyebabnya
adalah karena di perairan yang dangkal, pertumbuhan tanaman air sangat cepat
sehingga ikan nila GIFT menjadikannya sebagai makanan. Lebih lanjut dinyatakan,
jumlah telur ikan nila GIFT lebih banyak 20-30%, pada stadium benih sampai
ukuran 17,5 g tumbuh lebih cepat 300-400%, sedangkan dalam pembesaran tumbuh
lebih cepat 100-200%.
Menurut Arie (1999), pertumbuhan jantan nila GIFT 20% lebih cepat
dibanding betinanya. Terjadinya perbedaan pertumbuhan ini disebabkan oleh sifat
genetik dan sistem reproduksi. Ukuran gonad betina lebih besar dibanding
jantan, sehingga proses pembentukannya memerlukan zat makanan yang lebih
banyak, begitu juga dengan proses pembentukan telurnya.
Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor biotik
dan abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi adalah kompetitor, parasit, umur,
predasi, kepadatan, populasi, serta kemampuan adaptasi dari hewan dan
penanganan manusia. Faktor abiotik yang mempengaruhi adalah sifat fisika dan
kimia dari suatu lingkungan perairan (Effendi, 1997).
2.5
Kualitas Air
Asmawi (1983) menyatakan, bahwa
kualitas perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan
pertumbuhan organisme yang hidup di air. Agar bisa menjadi lingkungan yang baik
bagi hewan dan tumbuhan-tumbuhan air tingkat tinggi, sebelumnya air harus
merupakan lingkungan hidup yang baik bagi hewan dan tumbuhan-tumbuhan air
tingkat rendah, untuk itu terlebih dahulu air harus merupakan lingkungan hidup
yang baik bagi tumbuh-tumbuhan renik yang mampu berasimilasi.
Kualitas air untuk budidaya ikan nila GIFT harus memenuhi beberapa
persyaratan, karena air yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah terserang
penyakit. Beberapa variabel-variabel penting yang berhubungan dengan kualitas
air yaitu sifat kimia air (kandungan oksigen terlarut, karbondioksida terlarut,
pH dan zat-zat beracun) dan sifat fisika air (suhu, salinitas, kekeruhan dan
warna air) (Khairuman dan Amri, 2003).
2.5.1 Sifat Fisika Air
2.5.1.1 Salinitas
Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air.
Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu
rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama.
Beberapa ikan air tawar dapat menerima (toleran) terhadap kehadiran sejumlah
kecil natrium dalam bentuk garam (O-Fish, 2003).
Menurut Boyd (1990) dan Stickney (1979), tiap spesies memiliki kisaran
salinitas optimum, di luar kisaran ini ikan harus mengeluarkan energi lebih
banyak untuk proses osmoregulasi dari pada proses lain. Salah satu penyesuaian
ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam
jaringan tubuhnya. Sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan
konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan
osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu.
Salinitas merupakan faktor penting yang menunjang kelangsungan hidup
organisme perairan, konsumsi pakan, laju pertumbuhan, metabolisme dan
distribusi ikan (Kinne (1964) dalam Asmawi (1983)). Menurut Holliday (1969)
dalam Asmawi (1983), salah satu aspek fisiologis yang dipengaruhi salinitas
adalah tekanan dan konsentrasi osmotik serta konsentrasi ion dalam cairan
tubuh. Stickney (1979) dalam Asmawi (1983), menyatakan bahwa ikan yang
dipelihara pada kondisi salinitas yang sama dengan konsentrasi ion dalam darah
akan lebih banyak menggunakan energi untuk pertumbuhan.
Khairuman dan Amri (2003) menyatakan, bahwa ikan nila GIFT lebih tahan
terhadap lingkungan yang kurang baik dan memiliki toleransi salinitas pada
kisaran 0-15 ppt, sehingga bisa dipelihara di air payau.
2.5.1.2 Suhu
Menurut Susanto (1991), suhu air
adalah salah satu sifat fisik air yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan
pertumbuhan badan ikan. Suhu air yang optimal untuk ikan daerah tropis berkisar
25-300C. Perbedaan suhu antara siang dan malam tidak boleh melebihi 50C apalagi
sampai mendadak (drastis).
Suhu air mempunyai pengaruh yang
besar terhadap proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk-makhluk
hidup. Selain itu juga suhu berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut, dimana
semakin tinggi suhu suatu perairan maka semakin cepat pula perairan tersebut
mengalami kejenuhan akan oksigen (Asmawi, 1983).
Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan ikan mengalami stress. Hal ini
biasa terjadi terutama pada saat memasukkan ikan baru ke dalam suatu akuarium,
dimana usaha penyesuaian suhu tidak dilakukan dengan baik atau pada saat
menambahkan air baru yang memiliki suhu tidak sama. Penurunan suhu secara
perlahan jarang menimbulkan terjadinya stress pada ikan, meskipun demikian suhu
hendaknya dikembalikan ke kondisi semula secara perlahan-lahan dalam waktu satu
jam atau lebih (O-Fish, 2007).
Rounsefell dan Everhart (1953) dalam Asmawi (1983) menyatakan, bahwa
proses pencernaan makanan yang dilakukan oleh ikan berjalan sangat lambat pada
suhu yang rendah. Sebaliknya, akan lebih cepat pada kondisi perairan yang lebih
hangat. Menurut Jangkaru (1956) dalam Asmawi (1983), bahwa suhu air yang
optimal untuk selera makan ikan adalah 25-270C.
Suhu normal untuk pertumbuhan ikan nila GIFT adalah 14-380C dan dapat
memijah secara alami pada suhu 22-370C (Khairuman dan Amri, 2003).
selanjutnya dinyatakan bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan ikan nila GIFT adalah 25-300C. Pertumbuhannya akan
terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 140C atau pada suhu
tinggi 380C. Ikan nila GIFT akan mengalami kematian pada suhu 60C
atau 420C.
2.5.2 Sifat Kimia Air
Cahyono (2000) menyatakan, bahwa ikan memerlukan oksigen untuk bernapas
dan pembakaran makanan untuk menghasilkan aktivitas seperti berenang,
pertumbuhan, reproduksi, dan sebagainya. Selain itu, laju pertumbuhan dan
konversi pakan juga sangat bergantung pada kandungan oksigen.
Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan
sebagai pilihan utama untuk menentukan layak tidaknya sumber air untuk
digunakan dalam kegiatan budidaya ikan (Djarijah, 1995). Lebih lanjut
dinyatakan bahwa nilai oksigen dalam pengelolaan kesehatan ikan sangat penting,
karena kondisi yang kurang optimal bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang dapat
mengakibatkan kondisi stress bagi ikan sehingga mudah terserang penyakit.
Semua organisme perairan bernapas memerlukan oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida. Kandungan oksigen sangat bertentangan dengan kandungan
karbondioksida di dalam air. Oksigen yang terlarut di dalam air bisa berasal
dari hasil proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari atau berasal dari
luar melalui proses difusi permukaan air (Lesmana, 2004).
Menurut Rukmana (2004), ikan nila GIFT termasuk jenis ikan yang tahan
dalam kondisi kekurangan oksigen. Jika terjadi kekurangan oksigen, ikan nila
GIFT langsung mengambil oksigen dari udara bebas. Bahkan ikan nila GIFT bisa
bertahan hidup lebih lama di darat tanpa air. Kandungan oksigen yang baik untuk
ikan nila GIFT berkisar antara 3-5 ppm.
2.5.2.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman atau lebih populer disebut pH merupakan ukuran
konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu
perairan. Faktor yang mempengaruhi pH adalah konsentrasi karbondioksida dan
senyawa yang bersifat asam. Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang
masam, nilai pH di atas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin) sedangkan
pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan lingkungan yang netral (Lesmana,2004).
Cahyono (2000) menyatakan, bahwa pada siang hari pH suatu perairan
meningkat. Hal ini disebabkan adanya proses fotosintesis pada siang hari, saat
itulah tanaman air atau fitoplankton mengkonsumsi karbondioksida. Sebaliknya, pada
malam hari kandungan pH suatu perairan akan menurun karena tanaman air dan
fitoplankton mengonsumsi oksigen dan menghasilkan karbondioksida.
Menurut Hickling (1962) dalam Asmawi (1983), batas minimum pH yang
ditoleransi ikan air tawar pada umumnya 4,0 dan batas maksimum 11,0. Menurut
Soeseno (1971), pH yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi terus
menerus, dapat menyebabkan berkurangnya pertumbuhan pada ikan karena pada
suasana tersebut mengganggu pertukaran zat di dalam tubuhnya.
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum manajemen pemberian
pakan dilaksanakan tanggal 4 Juni – 27 Juni 2013 dan bertempat di Laboratorium
Kualitas Air, Kampus Slamaran Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat praktikum yang digunakan
tersaji dalam tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Alat Praktikum
No
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
Timbangan elektrik
|
Menimbang pakan dan bobot
ikan
|
2.
|
Aquarium
|
Wadah budidaya ikan
|
3.
|
Aerator
|
Penyuplai oksigen
|
4.
|
Selang
|
Pengeluaran udara pada
aerator
|
5.
|
Selang sipon
|
Menyipon kotoran di aquarium
|
6.
|
pH digital
|
Mengukur pH dan suhu
|
7.
|
DO meter
|
Mengukur DO
|
8.
|
Refraktometer
|
Mengukur salinitas
|
9.
|
Seser
|
Mengambil ikan
|
10.
|
Ember
|
Wadah penampungan air
|
11
|
Penggaris
|
Mengukur panjang ikan.
|
3.2.2 Bahan
Bahan praktikum tersaji dalam
tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Bahan Praktikum
No
|
Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Benih ikan nila larasati
|
Objek yang diamati
|
2.
|
Pellet ikan PF 500
|
Makanan bagi ikan
|
3.
|
Air tambak
|
Media hidup ikan nila
|
3.3
Metode Praktikum
Metode praktikum manajemen pemberian pakan ikan adalah metode langsung
pengamatan dan pemeliharaan ikan. Langkah-langkah awal praktikum adalah sebagai
ber]ikut :
1.
Menyiapkan alat praktikum dan mencuci alat yang kotor seperti aquarium,
seser, selang.
2.
Aquarium yang telah dicuci kemudian disiapkan berderet 3.
3.
Mengambil air tambak dengan ember dan diamkan selama 30 menit sambil
diaerasi.
4.
Memasukkan air tambak yang tekah diendapka kedalam aquarium, masukkan
aquarium dengan air setinggi 15 cm dari dasar aquarium.
5.
Jika air sudah dimasukkan kedalam aquarium, beri aerasi selama satu hari.
6.
Ikan uji yang telah siap masing-masing diukur terlebih dahulu panjang dan
beratnya.
7.
Masing-masing aquarium diisi 10 ekor benih ikan nila.
8.
Penimbangan berat dimasukkan untuk mengetahui berat pakan yang harus
diberikan kepada ikan, persentase pemberian pakannya adalah 9% dari berat total
biomassa.
9.
Ikan nila diberi pakan sehari 2X dan setiap minggu dilakukan sampling
berat dan panjang tubuhnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pertumbuhan Ikan Nila Gift
Pengamatan pertumbuhan ikan nila Gift diamati setiap minggu dengan
melakukan pengukuran berat dan panjang. Hasil pengamatan berat dan panjang
tubuh ikan nila tersaji dalam tabel dibawah ini.
a.
Hasil pengukuran awal pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengukuran Berat dan Panjang Awal
Ikan Nila Gift Aquarium 1.
Ikan
|
Berat (gr)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
1,65
|
4,5
|
2
|
1,56
|
4,4
|
3
|
1,66
|
4,7
|
4
|
1,26
|
4,2
|
5
|
1,33
|
4,5
|
6
|
1,30
|
4,1
|
7
|
1,81
|
4,4
|
8
|
1,64
|
4,6
|
9
|
1,40
|
4,7
|
10
|
1,15
|
4,5
|
Tabel 4. Hasil Pengukuran Berat dan Panjang Awal
Ikan Nila Gift Aquarium 2
Ikan
|
Berat (gr)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
1,20
|
3,5
|
2
|
1,18
|
4,1
|
3
|
1,51
|
4,4
|
4
|
1,4
|
4,4
|
5
|
1,19
|
4
|
6
|
1,12
|
3,8
|
7
|
1,3
|
3,9
|
8
|
1,04
|
4,2
|
9
|
0,95
|
3,7
|
10
|
0,54
|
3,6
|
Tabel 5. Hasil Pengukuran Berat dan Panjang Awal
Ikan Nila Gift Aquarium 3
Ikan
|
Berat (gr)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
1,54
|
4,8
|
2
|
2,09
|
4,9
|
3
|
0,71
|
3,5
|
4
|
2,51
|
5
|
5
|
1,26
|
4
|
6
|
1,31
|
4
|
7
|
0,81
|
3,7
|
8
|
1,09
|
4
|
9
|
1,23
|
3,6
|
10
|
0,81
|
3,9
|
b.
Hasil pengukuran minggu I
Tabel 6. Hasil Pengukuran
Minggu I Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift aquarium 1.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
1,6
|
3,6
|
4,4
|
2
|
2,82
|
4
|
4,9
|
3
|
2
|
3,5
|
4,6
|
4
|
1,57
|
3,5
|
4,3
|
5
|
1,91
|
3,7
|
4,7
|
6
|
2,02
|
3,8
|
4,7
|
7
|
1,85
|
3,8
|
4,9
|
8
|
2,16
|
3
|
5
|
9
|
2,16
|
4,2
|
5,1
|
Tabel 7. Hasil Pengukuran
Minggu I Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift Aquarium 2.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
1,86
|
3,5
|
4,4
|
2
|
1,58
|
3,9
|
4,9
|
3
|
0,68
|
2,8
|
4,6
|
4
|
1,44
|
3,8
|
4,3
|
5
|
1,17
|
3,3
|
4,7
|
6
|
0,82
|
3,1
|
4,7
|
7
|
1,11
|
3
|
4,9
|
8
|
1,51
|
3,4
|
5
|
9
|
1,36
|
3,2
|
3,9
|
Tabel 8. Hasil Pengukuran
Minggu I Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift Aquarium 3.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
2,64
|
4,1
|
5,2
|
2
|
1,11
|
3,1
|
4
|
3
|
0,87
|
2,7
|
3,6
|
4
|
3,62
|
4,5
|
5,2
|
5
|
1,44
|
3,5
|
4,3
|
6
|
1,67
|
3,5
|
4,3
|
7
|
1,05
|
3
|
3,5
|
8
|
1,4
|
3
|
4
|
c.
Hasil pengukuran minggu II.
Tabel 9. Hasil Pengukuran
Minggu II Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift aquarium 1.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
2,9
|
4,2
|
5,3
|
2
|
1,68
|
3,8
|
4,7
|
3
|
1,88
|
4
|
5
|
4
|
2,13
|
4,2
|
5,1
|
5
|
1,24
|
3,3
|
4,3
|
6
|
1,82
|
4
|
5
|
7
|
1,84
|
3,8
|
4,7
|
8
|
1,68
|
3,7
|
4,6
|
9
|
2,4
|
4
|
5
|
Tabel 10. Hasil Pengukuran
Minggu II Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift aquarium 2.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
1,15
|
3
|
4,1
|
2
|
1,2
|
3,2
|
4,1
|
3
|
2
|
4
|
4,7
|
4
|
1,41
|
3,5
|
4,2
|
5
|
1,33
|
2,9
|
3,6
|
6
|
0,44
|
3,4
|
4,3
|
7
|
1,41
|
3,3
|
4,2
|
8
|
1,54
|
3
|
5
|
Tabel 11. Hasil Pengukuran
Minggu II Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift aquarium 3.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
2,52
|
4,4
|
5,4
|
2
|
3,47
|
4,8
|
5,9
|
3
|
1,61
|
3,9
|
4
|
4
|
1,11
|
3,2
|
4,1
|
5
|
1,30
|
3,1
|
4,2
|
6
|
1,55
|
3,7
|
4,5
|
7
|
0,44
|
2,9
|
3,7
|
8
|
0,42
|
3
|
3,9
|
d.
Hasil Pengukuran berat dan panjang minggu III.
Tabel 12. Hasil Pengukuran
Minggu III Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift aquarium 1.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
3
|
4,2
|
5,5
|
2
|
3,2
|
4,5
|
5,6
|
3
|
3,1
|
4,5
|
5,6
|
4
|
2,9
|
4,2
|
5,3
|
5
|
3,3
|
4,4
|
5,5
|
6
|
3
|
4,4
|
5,5
|
7
|
2,2
|
4,0
|
5,2
|
8
|
3,7
|
4,6
|
5,7
|
Tabel 13. Hasil Pengukuran
Minggu III Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift aquarium 2.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
2,8
|
4,3
|
5,5
|
2
|
0,9
|
2,9
|
3,9
|
3
|
2,1
|
3,9
|
4,8
|
4
|
2,5
|
4,0
|
5,0
|
5
|
2,6
|
4,0
|
4,9
|
6
|
1,5
|
3,5
|
4,8
|
7
|
2,4
|
4,0
|
4,9
|
8
|
1,7
|
4
|
5,0
|
Tabel 14. Hasil Pengukuran
Minggu III Berat dan Panjang Ikan Nila
Gift aquarium 3.
Ikan
|
Berat
(gr)
|
Panjang standar (cm)
|
Panjang total (cm)
|
1
|
1,6
|
3,5
|
4,2
|
2
|
5,1
|
5,5
|
6,8
|
3
|
4,1
|
5,0
|
6,0
|
4
|
2,2
|
3,9
|
6,9
|
5
|
1,9
|
3,3
|
4,0
|
6
|
1,0
|
3,0
|
3,8
|
7
|
2,5
|
4,0
|
5,0
|
4.1.2 Perhitungan Pakan Ikan
Metode pemberian pakan ikan berdasarkan persentase berat biomassa. Pakan
yang diberikan ke ikan adalah 9% dari berat biomassa ikan. Berat total ikan
dalam 1 aquarium dihitung kemudian dikali 9 %. Setiap minggu dilakukan sampling
perhitungan berat ikan untuk kemudian dihitung jumlah pakan yang dibu]tuhkan
perhari. Penimbangan pakan dilakukan 1 kali dalam seminggu. Frekuensi pemberian
pakannya 2 x sehari yaitu pagi dan sore. Hasil perhitungan pakan perminggu
tersaji dalam tabel dibawah ini
Tabel 15. Perhitungan pakan
mingguan.
Aquarium
|
Awal pemeliharaan
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
||||
W.Bio (gr)
|
W.P (gr)
|
W.Bio (gr)
|
W.P (gr)
|
W.Bio (gr)
|
W. P (gr)
|
W.Bio (gr)
|
W. P (gr)
|
|
1
|
14,76
|
1,33
|
17,55
|
1,58
|
19,57
|
1,76
|
24,4
|
2,19
|
2
|
11,07
|
0,99
|
11,53
|
1,038
|
10,48
|
0,94
|
16,5
|
1,49
|
3
|
23,17
|
2,09
|
13,8
|
1,24
|
14,42
|
1,29
|
18,4
|
1,66
|
Keterangan :
W.Bio ₌ berat biomassa ikan dalam 1
aquarium
W.P ₌ berat pakan yang diberikan
keikan
4.1.3 Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan 2 x yaitu pada awal pemeliharaan dan
akhir pemeliharaan. Untuk menjaga kualitas air dilakukan penyiponan agar semua
parameter tetap optimal. Hasil pengukuran kualitas air tersaji dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 16. Hasil pengukuran
kualitas air pada awal pemeliharaan
Parameter
|
Aquarium
|
||
1
|
2
|
3
|
|
pH
|
7,12
|
7,27
|
7,32
|
Salinitas (ppt)
|
2
|
3
|
4
|
Suhu (oC)
|
27,6
|
28,1
|
28,5
|
DO(ppm)
|
2,1
|
2,4
|
1,6
|
Tabel 17. Hasil pengukuran
kualitas air pada akhir pemeliharaan
Parameter
|
Aquarium
|
||
1
|
2
|
3
|
|
pH
|
7,28
|
7,53
|
7,72
|
Salinitas (ppt)
|
3
|
3
|
3
|
Suhu (oC)
|
28,7
|
29,2
|
29,3
|
DO(ppm)
|
|
|
|
4.1.4 Survival Rate
Persentase kelangsungan hidup
ikan nila gift pada pengamatan yang dilaksanakan dihitung berdasarkan rumus
seperti dibawah ini:
SR ₌ Wt x 100%
Wo
Hasil perhitungan SR tersaji
dalam tabel dibawah ini :
Tabel 18. SR ikan nila gift
Aquarium
|
SR (%)
|
1
|
80
|
2
|
80
|
3
|
70
|
4.2
Pembahasan
Pada pengamatan terhadap pertumbuhan ikan nila Gift dengan perlakuan
perbedaan dosis pakan 9% dihasilkan data panjang dan berat dengan nilai yang
cukup signifikan. Ikan nila dengan pertumbuhan yang paling bagus didapati pada
aquarium no 3 dengan berat awal 2,09 gr menjadi 5,1 gr, pertambahan berat dalam
3 minggu 3,01 gr. Untuk pertambahan panjang mencapai 1,18 cm dari panjang awal
4,9 cm menjadi 6,8 cm. Ikan yang memiliki berat paling kecil pada aquarium no 2
dengan berat 0,54 gr mengalami penambahan berat 0,36 gr selama 3 minggu.
Panjang total tubuh ikan nila per 3 minggu mengalami penambahan 0,3 cm dari
panjang awal 3,9 menjadi 3,9 cm. Perbedaan pertumbuhan yang dialami ke 2 ikan
ini disebabkan karena faktor diantaranya faktor genetis, lingkungan dan pakan.
Ikan pada aquarium no 3 mengalami nafsu makan terhadap pakan tinggi ini dilihat
ketika ikan diberi makan, pakan yang diberikan cenderung habis bila
dibandingkan ikan pada aquarium no 2. Dari segi pakan sendiri, jenis pakan yang
diberikan adalah pakan untuk udang sehingga pakan tidak mengapung tetapi
cenderung tenggelam didasar sedangkan cara makan ikan nila adalah diatas.
Karena faktor ini ikan nila enggan mengkonsumsi pakan yang diberikan.
Metode pemberian pakan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
berdasarkan persentase biomassa. Persentase biomassa yang digunakan dalam
praktikum adalah 9%. Ikan nila Gift
diberi pakan pagi dan sore. Pada hasil praktikum yang dilakukan, terlihat pakan
yang diberikan semuanya tidak termakan oleh ikan nila. Hal ini terjadi karena
persentase pakan yang diberikan terlalu besar sehingga pakan yang tidak
termakan oleh ikan hanya mengotori aqurium dan merusak kualitas airnya bahkan
ada yang menimbulkan kematian pada ikan.
Pada praktikum yang dilakukan, kualitas air ikan nila gift dijaga agar
pertumbuhan ikan dapat optimal. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan
penyiponan. Penyiponan dilakukan 1 hari sekali atau ketika aquarium terlihat
kotor. Penyiponan dilakukan dengan menggunakan selang dan dilakukan denga
hati-hati agar ikan tidak stress. Parameter kualitas air yang diamati adalah
pH, DO, suhu, dan salinitas. Nilai kualitas air untuk semua parameter dinilai
masih dalam ambang yang wajar.
Kelangsungan hidup ikan nila gift cukup bagus yaitu 70 % hingga 80%. ikan
nila gift termasuk ikan yang memiliki ketahana hidup yang cukup tinggi.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil praktikum yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Hasil pengamatan pertumbuhan ikan nila, bobot ikan paling besar adalah
5,1 gr dari bobot awal 2,09 gr. Ikan dengan bobot paling kecil adalah ikan
dengan berat awal 0,54 gr menjadi 0,9 dengan pertambahan berat tubuh dalam 3
minggu sebesar 0,36 gr.
2.
Panjang total ikan paling panjang pada ikan di aquarium no.3 dengan
panajng awal 4,9 cm menjadi 6,8 cm, pertambahan panjang tubuh dalam 3 minggu
adalah 2,9 cm.
3.
Kisaran kualitas air pada pemeliharaan ikan nila gift adalah pH 7,28 –
7,7, salinitas 2 – 3, suhu 27 – 29,3, DO 1,6 – 2,1.
4.
Persentase kelangsungan hidup ikan nila gift pada praktikum ini adalah 70
% dan 80%.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum manajemen
pemberian pakan adalah :
1.
Sebaiknya praktikum dilakukan bersama-sama agar pengamatn dapat serentak.
2.
Kemudahan dalam peminjaman alat pengujian kualitas air maupun timbangan
dipermudah agar tidak mengganggu jalannya praktikum.
3.
Informasi mengenai praktikum bisa disebarkan luaskan ke seluruh mahasiswa
praktikum tidak hanya satu dua orang saja.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, T.T., 2005. Pedoman
Praktis Budidaya Ikan Nila. Absolut, Yogyakarta.
Arie, U., 1999. Pembenihan dan
Pembesaran Nila GIFT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Asmawi, S., 1983. Pemeliharaan Ikan
Dalam Karamba. PT Gramedia, Jakarta.
Brotowidjoyo, 1995. Pengantar
Lingkungan Perairan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Boyd, C.E., 1987. Water Quality
Management In Pond Fish Culture. Internasional Center For Aquaqulture Auburn
University.
Djarijah, A.S., 1995. Nila Merah
(Pembenihan dan Pembesaran Secara Intensif). Kanisius, Yogyakarta.
Effendi, M.I., 1978. Biologi
Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Khairuman dan Amri K., 2003. Budidaya
Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Mudjiman, A., 2004. Makanan Ikan.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukmana, R., 2004. Ikan Nila
Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius, Yogyakarta.
Stickney, R.R., 1979. Principle of
Warm Water Aquaculture. John Willey and Sons, New York.
Suyanto, R., 1994. Nila.
Penebar Swadaya, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar