Minggu, 25 Juli 2021

Pemeliharaan Larva Ikan

 

Kegiatan Belajar 2 :

 

Penentuan Jenis Pakan, Tingkat Pemberian dan    Frekuensi Pemberian Pakan Larva ikan

 

a.       Tujuan pembelajaran

Siswa mampu mengenal berbagai jenis pakan dan memilihnya untuk keperluan pemeliharaan larva serta menentukan jumlah dan frekuensi pemberian pakan.

b.      Uraian Materi

Faktor pakan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Agar pertumbuhan tinggi, diperlukan pakan dalam kualitas dan jumlah yang memadai serta lingkungan yang baik. Pakan yang dimanfaatkan ikan pertama-tama digunakan untuk merawat tubuh dan memperbaiki organ- organ tubuh yang rusak, seperti menggerakkan jantung dan usus, berenang, penyembuhan organ yang luka. Setelah itu baru kelebihan makanan yang tersisa digunakan untuk pertumbuhan.

Sebagai pengganti pakan alami, pakan buatan harus memiliki kandungan gizi lengkap. Ada sumber kalori, protein, vitamin dan mineral. Kandungan protein yang diperlukan 25-30% dan kandungan kalori 2500 kalori.

Bentuk pakan bermacam, macam ada yang tepung, pelet atau remah. Ukuran ikan jenis karper yang dibesarkan di jaring apung biasanya mulai dari 10 gram per ekor. Dengan demikian bentuk pakan yang diberikan mulai dari remah atau pelet ukuran kecil. Penggunaan pakan bentuk tepung harus dihindari karena akan banyak yang terbuang.

Sifat pakan buatan ada yang terapung atau tenggelam.

Penggunaan pelet terapung memudahkan kita memantau pakan yang diberikan apakah dimakan atau tidak. Hanya saja pembuatannya lebih rumit, sehingga untuk kadar proten yang sama, harga pelet apung lebih mahal dari pelet tenggelam. Sebagian besar petani menggunakan pelet tenggelam.

Jumlah pakan yang diberikan setiap hari disesuaikan dengan berat ikan. Istilah yang dikenal adalah tingkat pemberian pakan (TPP, atau feeding level).   TPP 3% artinya untuk setiap 100 kg ikan diberi pakan sebanyak 3 kg. TPP untuk setiap kelompok ukuran tidak sama. Makin kecil ukuran ikan makin besar nilai TPPnya.   Untuk ikan mas di KJA, ketika ukuran 10 gram TPP mencapai 10%, makin besar ukuran ikan makin kecil TPPnya, sehingga menjelang panen mencapai 3%. Umumnya petani memberi pakan sekenyangnya, artinya ikan diberi makan sedikit

demi sedikit sampai suatu saat terlihat sebagian besar ikan tidak lagi berrespon terhadap pakan yang diberikan. Selanjutnya pemberian pakan diulang pada waktu berikutnya.

Jatah makanan harian di atas tidak diberikan kepada ikan sekaligus, tetapi beberapa kali. Jumlah ulangan pemberian pakan tiap hari dikenal sebagai frekuensi pemberian pakan. Frekuensi pemberian pakan juga dipengaruhi oleh ukuran ikan. Makin kecil ukuran, makin besar frekuensi pemberian pakannya. Untuk di jaring apung frekuensi pemberian pakan besarnya 5 kali sehari ketika ikan ukuran 10 gram dan berkurang hingga 3 kali menjelang panen.

Tabel berikut ini memperlihatkan hubungan antara ukuran ikan dengan tingkat pemberian pakan dan frekuensi pemberian pakan :

Ukuran ikan (gram)

Tingkat Pemberian

Pakan (%)

Frekuensi Pemberian

Pakan (kali)

10

8

5

50

6

5

100

5

4

150

4

4

200

4

3

250

3

3

 

Selanjutnya hal yang juga perlu mendapat perhatian dalam hal pengelolaan pakan adalah cara pemberian pakan. Ada tiga cara pemberian pakan :

1.      Pemberian menggunakan automatic feeder. Pemberian pakan menggunakan mesin pemberi pakan. Mesin ini dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan pakan sejumlah tertentu dalam frekuensi tertentu sesuai keinginan kita, misalnya sekali keluar 10 kg, sehari 5 kali keluar. Ada mesin yang dapat diisi pakan untuk keperluan ber hari-hari. Alat ini belum dijual di Indonesia.

 

 

 

Automatic feeder untuk ikan ukuran kecil

 

2.      Pemberian pakan menggunakan self feeder atau demand feeder. Self feeder bisa dibuat secara sederhana dengan bahan utama ember dan corong. Prinsip operasional alat adalah ketika lapar, ikan akan menyentuh tongkat yang merupakan bagian dari alat ini. Gerakan tongkat menyebabkan pakan jatuh ke dalam air. Kita bisa memasukkan pakan ke dalam alat ini untuk keperluan sehari atau lebih.

3.       Pemberian pakan dengan tangan (tanpa alat atau mesin).   Pakan disebarkan ke atas gerombolan ikan menggunakan tangan.

Umumnya pemberian pakan di KJA disesuaikan dengan nafsu makan ikan, yakni pakan disebarkan menggunakan tangan (cara 3) dan dihentikan ketika ikan tidak lagi merespon pakan yang diberikan.

 Dibawah ini adalah contoh proses produksi benih ikan lele pada setiap tingkat pemeliharaan.


PENEBARAN BENIH

Dalam kegiatan penebaran benih perlu dilakukan aklimatisasi, perhitungan padat tebar, persiapan penebaran, dan handling serta sampling yang terdiri dari sampling panjang dan sampling bobot dengan tujuan untuk mengamati pertumbuhan dan populasi.

Dalam praktiknya, penebaran benih ini dikerjakan oleh beberapa anggota kelompok yang masing-masing mengerjakan sebagian dari langkah-langkah penebaran benih dan pengerjaan dilakukan pada waktu yang sama. Berikut ini langkah-langkah dalam penebaran benih lele ke bak pendederan atau pembesaran:

  1. Kumpulkan ikan di steropom
  2. Siapkan bak sortir dengan delapan macam ukurang yang berbeda (1-2 cm, 2-3 cm, 3-4 cm, 4-5 cm, 5-6 cm, 7-8 cm, 9-10 cm, 11-12 cm)
  3. Setelah disortir, hitung benih lele dengan ukuran yang sama sebanyak 500 ekor (penghitungan padat tebar).Padat tebar =Jumlah ikan/ luasKeterangan: volume = p × l × t (t = 1 m, standarisasi sehingga sering diabaikan maka pada tebar =  ).

Padat tebar =  500 ekor/ (1,8mx1,6m)= 463 ekor/m2 (tanpa jaring)

Padat tebar = 500 ekor/(1mx2m)= 250 ekor/m2 (menggunakan jaring hapa)

  1. Ambil 30 ekor secara acak untuk sampling (menghitung bobot badan dan panjang tubuh sebagai bahan penghitungan GR, SGR, Pp, SR, MR, FCR, dsb).
  2. Tebar 500 benih ekor ikan lele dengan ukuran yang sama (ukuran P0 = 9-10 cm) ke dalam bak yang sudah menggunakan jaring hapa.
  3. Siapkan stok pakan obat sebagai bentuk pencegahan penyakit dengan menggunakan obat antibiotik OTC (oxytetracycline) dosis 0,5 gram obat/kg pakan. Karena praktikum ini dibagi menjadi 3 kelompok maka jumlah stok pakan pertama adalah 1 kg pakan /kelompok. Jumlah OTC= dosis OTC x jumlah pakan = 0,5 gram obat/kg × 3 kg = 1,5 gram obat
  4. Sebelum dicampur dengan pakan, OTC tersebut harus diberi binder atau perekat dengan 1 butir telur yang diambil putih telurnya saja. Aduk hingga merata, kemudian campurkan OTC yang sudah diberi binder itu denga pakan. Aduk hingga merata dan jemur sampai kering.

 

IDENTIFIKASI PARAMETER KIMIA DAN BIOLOGI AIR (KUALITAS AIR DAN HAMA PENYAKIT)

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. IDENTIFIKASI PARAMETER KUALITAS AIR

 

Mapel : Kualitas Air dan Hama Penyakit

Guru pengampu : Ninda Rizkiyani, S.Pi

Kompetensi Dasar : KD 3.1 Mengidentifikasi Parameter Kualitas Air

 

 

 

A.             Kegiatan Belajar

 

1.                Tujuan Pembelajaran

 

a.  Peserta didik yang telah mempelajari materi ini diharapkan mampu :

·  Menganalisa parameter-parameter kimia kualitas air

·  Menganalisa parameter-parameter biologi kualitas air

 

A.   PARAMETER KIMIA

 

Air tidak pernah terdapat dalam keadaan benar-benar murni. Bahan/unsur yang terdapat di dalam air umumnya berasal dari tanah, udara dan metabolisme jasad air. Unsur-unsur/bahan tersebut dapat dikategorikan dalam tiga golongan yaitu: (1) gas, (2) unsur anorganik, dan (3) organik.Distribusi ketiga golongan unsur/bahan kimia tersebut di atas, sangat menentukan sifat-sifat kimia air. Unsur-unsur/bahan kimia yang terdapat dalam air ada yang dapat larut dan ada yang tidak larut. Pada umumnya unsur anorganik merupakan unsur kimia yang dapat larut,

Parameter kimia yang berpengaruh terhadap kehidupan biota air antara lain :

1)           Derajat keasaman (pH air)

 

derajat keasaman sering dikenal dengan istilah pH (puissance negative de H) yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hydrogen) yang terlepas  dalam suatu cairan. Ion hidrogen bersifat asam. Keberadaan ion hidrogen menggambarkan nilai pH (derajat keasaman) pada suhu tertentu atau dapat ditulis dengan persamaan pH = - log [H+].

Air murni (H2O) berasosiasi secara sempurna sehingga memiliki ion H+ dan ion H- dalam konsentrasi yang sama dan membentuk kesetimbangan seperti:

2H2O                                      H3O+          +                 OH-

(Ion hidronium)                          (Ion hidroksil) H2O          H+ + OH-

. Tinggiatau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu:

a)        Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2

b)       Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat

c)        Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan.

 

 

Tabel . Hubungan antara pH air dan kehidupan ikan budidaya

 

pH air

Pengaruh terhadap budidaya perikanan

< 4,5

Air bersifat racun bagi ikan

5 6,5

Pertumbuhan        ikan          terhambat                     dan   ikan          sangat sensitive terhadap bakteri dan parasit

6,5 9,0

Ikan mengalami pertumbuhan optimal

>9,0

Pertumbuhan ikan terhambat

 

 

2)   Oksigen terlarut (DO)

Oksigen terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses pembakaran dalamtubuh.Beberapa bakteri danbinatangdapathidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali; lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar, tetapi memerlukan penyediaanO2 yang berlimpah setiap saat. Kebanyakan dapat hidup dalam keadaankandungan O2 yang rendah sekali, tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama sekali.

a)    Sumber oksigen terlarut

Oksigen terlarut dalam air diperoleh dari:

·         Langsung dari udara.

·         Hasil fotosintesis dari tanaman berklorofil.



 

Gambar 1. Kincir angin yang berfungsi untuk pengadukan, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air

 

 

b)   Menurunnya kadar oksigen.

Pada dasarnya proses penurunan oksigendalamairdisebabkan oleh proses kimia, fisikadan biologi yaitu:

·           Proses pernafasan (respirasi) baik oleh hewan maupun tanaman.

·           Proses penguraian (dekomposisi) bahan organik.

·           Dasar perairan yang bersifat mereduksi.

 Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, kadar garam (salinitas) perairan, pergerakan air dipermukaan air, luas daerah permukaan perairan yang terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen sekelilingnya.

3)        Karbondioksida bebas (CO2)

 

Karbondioksida dalam air, dapat berupa gas karbondioksida bebas (CO2), ion bikarbonat (HCO-3), ion karbonat (CO32-) dan asam karbonat (H2CO3). Karbondioksida bebas ini diperlukan dalam proses fotosintesis oleh tumbuhan berhijaudaun.Sedangkan garam karbonat dan bikarbonat terutama garam kalsium diperlukan untuk menyangga pH air.

a)        Sumber Karbondioksida.

Karbondioksida yang terdapat di dalam air dapat diperoleh dari:

 

·                Difusi dari atmosfer secara langsung

·                Air tanah yang melewati tanah organik

·                Air hujan, air hujan yang jatuh ke permukaan bumi secara teoritis memiliki kandungan karbondioksida sebesar 0,55 – 0,6 mg/l

·                Hasil penguraian bahan organik di dasar perairan

·                Dari hasil proses pernafasan (respirasi) hewan dan tumbuhan air,

·                Hasil proses pemecahan/ penguraian senyawa-senyawa kimia.

 

b)        Penurunan Karbondioksida dalam air.

Sebagaimana dengan faktorkimia lainnya, kelarutan karbondioksida ini dipengaruhi oleh faktor suhu, pH dan senyawa karbondioksida

 

4)           Biochemical Oxygen Demand (BOD)

 

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalamkondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988). Ditegaskan lagi oleh Boyd (1990), bahwa bahan organik yang terdekomposisi dalam BODadalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter). Mays (1996) mengartikan BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigenyang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagairespon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai.

 

5)        Chemical Oxygen Demand (COD)

 

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigenyang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalamair (Boyd, 1990).

COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik dalam air, sehingga parameter COD mencerminkan banyaknya senyawa organik yang dioksidasi secara kimia. Tes COD digunakan untuk menghitung kadar bahan organik yang dapat dioksidasi dengan cara menggunakan bahan kimia oksidator kuat dalam media asam. Total Organic Mater (TOM)

 


6)     Kesadahan

 

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ionkalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garamkarbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Alkalinitas

 

7) Fosfat

 

Fosfat dapat ditemukan di bumi di dalam air, tanah dan sedimen. Tidak seperti senyawa materi lain siklus fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang mempunyai tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair pada suhu dan tekanan normal. Hal ini terutama melakukan siklus kembali melalui air, tanah dan sedimen.

Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP, ADP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat. Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik.

 


Gambar 2 . Penguraian nitrogen dalam perairan


8)           Nitrat

 

Nitrat (NO3) adalah ion–ion anorganik alami yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Di alam, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti amonia, nitrit dan nitrat. Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari amonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen.

Nitrat merupakan salah satu bentuk nitrogen di perairan yang dapatdimanfaatkan oleh tumbuhan

9)   Nitrit (NO2)

 

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan.

 

 

B.   PARAMETER BIOLOGI

Parameter biologi masih jarang digunakan sebagai parameter penentu pencemaran. Padahal, pengukuran menggunakan parameter fisika dan kimia hanya memberikan kualitas lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan interpretasi dalam kisaran lebar.

Parameter biologis yang biasa diukur dalam pengamatan kualitas air untuk budidaya perairan adalah plankton, nekton, neuston, perifiton dan bentos karena masing-masing memiliki karakteristik yang khas.

 

1)       Plankton

 

Plankton berasal dari bahasa Yunani planktos yang berarti mengembara atau berkeliaran. Kemudian plankton didefinisikan sebagai kumpulan organisme (umumnya berukuran mikro), yang diwakili oleh hampir semua kelompok dunia tumbuhan maupun hewan, baik sebagai produser primer, herbivore, karnivor, maupun sebagai transformer (seperti jamur dan bakteri).

Berdasarkan jenisnya plankton dibedakan menjadi :

 

(1)              Phytoplankton (tumbuhan) mendapat makanan dari difusi air dan beberapa mampu berfotosintesis, berperan sebagai produser primer

(2)         Zooplankton (binatang) mampu bergerak secara horizontal dan vertical namun lemah, didominasi oleh crustacean dan cladosera. Zooplankton dapat juga digunakan sebagai indicator pencemaran.

Plankton dalam perairan berperan sebagai :

 

(a)         Penyedia makanan pemula bagi seluruh konsumen: zooplankton & anak ikan

(b)         Sumber oksigen terlarut (fotosintesis)

(c)     Fondasi dari siklus makanan di perairan

(d)    Indikasi pencemaran suatu perairan






(a)

(b)

 

Gambar 18. Plankton (a) Fitoplankton (b) Zooplankton

 

2)       Benthos

 

Benthos adalah organisme yang menempel atau istirahat pada dasar atau yang hidup pada sedimen dasar perairan. Bentos dapat dibedakan menjadi zoobentos (hewan) dan fitobentos(tumbuhan)

 

Berdasarkan ukurannya, organisme hewan benthos digolongkan atas:

 

a)        Makrobentos (0, 425 15 mm)

b)       Meiobentos (0,05 – 1 mm)

c)        Mikrobentos (< 50 ยต, misalnya Protozoa, Rotifer, dan Nematode)

 

Organisme yang termasuk makrozoobentos diantaranya adalah: Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan Annelida. Nekton

3)           Nekton

Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water column) baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton” diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang (the swimming) yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology dan orangnya disebut sebagai nektologis.

Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :

 

a)            Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau tulang rawan.

b)       Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.

c)             Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.

 






Gambar . Nekton ikan,  cumi-cumi,  penyu dan kuda laut

4)           Neuston

 

Neustonadalah istilah untuk organisme yang mengapung di atas air (epineuston) atau tinggal tepat di bawah permukaan (hyponeuston). neuston terkadang hanya mengandalkan tegangan permukaan air untuk mempertahankan posisinya mengapung di atas permukaan air. Neustonsterdiri daribeberapa spesies ikan yang senang hidup di atas permukaan air seperti ikan terbang. Contoh lain neuston adalah, kumbang, protozoa, bakteri dan laba-laba.


5)       Perifiton

 

Istilah perifiton diartikan sebagai sekumpulan organisme (berukuran mikro) yang menempel atau menetap pada suatu substrat. Sedangkan pada literature berbahasa jerman, istilah Aufwuchs dipakai untuk menggantikan istilah perifiton karena memiliki arti yang lebih luas. Aufwuchs adalah sekumpulan organisme yang menempel atau menentap pada suatu substrat, termasuk didalamnya kelompok organisme hewani atau nabati yang bergerak lambat (merayap atau merangkak) pada substrat tersebut. Kelompok ini, tidak seperti bentos, tidak dapat menembus substrat.





 

Gambar . Perifiton (a) Halophila sp, (b) anelida

3.12 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva komoditas perikanan di komoditas perikanan di bak, aquarium dan fiber glass

  Persiapan Wadah Bak, Aquarium dan Fiber Glass Pada kegiatan pembelajaran ini anda akan mempelajari sanitasi wadah pembe...