Selasa, 20 Juli 2021

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. IDENTIFIKASI PARAMETER KUALITAS AIR (KUALITAS aIR DAN HAMA PENYAKIT IKAN)

 

 

MATA PELAJARAN : C 2.2 (KUALITAS AIR DAN HAMA PENYAKIT)

GURU MAPEL : NINDA RIZKIYANI

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. IDENTIFIKASI PARAMETER KUALITAS AIR

 

 

A.     Kegiatan Belajar

1.      Tujuan Pembelajaran

a.       Peserta didik yang telah mempelajari materi ini diharapkan mampu :

b.      Menganalisa parameter-parameter fisika kualitas air

2.      Uraian Materi

Lingkungan perairan sebagai tempat hidup atau media hidup organisme akuatik merupakan salah satu aspek terpenting yang perlu diperhatikan dalam melakukan budidaya perairan. Hal ini disebabkan karena kualitas perairan suatu wadah budidaya sangat menentukan kehidupan organisme akuatik yang dibudidayakan, baik dari aspek sumber air yang digunakan seperti parameter fisika, kimia dan biologi, juga perlu diketahui dan dipahami aspek-aspek yang diperlukan dalam pengelolaan kualitas air. Parameter fisika merupakan parameter yang dapat diamati akibat perubahan fisika air seperti cahaya, suhu, kecerahan, kekeruhan, warna, padatan tersuspensi dan padatan terlarut hingga salinitas air. Sedangkan parameter kimia perairan merupakan parameter perairan yang terukur akibat adanya reaksi kimia di perairan, seperti pertukaran ion-ion terlarut dalam air. Parameter biologi yang teramati diperairan merupakan organisme akuatik yang hidup bersama diperairan budidaya dapat berupa tumbuhan maupun hewan dengan bentuk yang mikro maupun makro.

a.      Parameter fisika

 

Sifat-sifat fisika air merupakan faktor pemisah antara lingkungan air dengan lingkungan udara. Selain itu faktor fisika juga banyak mempengaruhi kehidupan organisme di dalam air.

 

1)    Warna Air

 

Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut berwarna karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non-biologis.

Warna air pada suatu perairan yang kita lihat adalah merupakan:

a)     Berkas cahaya yang tidak diserap dan keluar kembali dari perairan tersebut.

b)     Warna yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang-layang baik berupa organisme maupun benda mati. Warna-warni air tersebut seperti: warna biru, hijau, hijau kuning dan warna coklat.

Pada lingkungan budidaya warna air yang didapati juga bermacam- macam, antara lain dipengaruhi oleh kandungan plankton yang tergandung di dalam air baik fitoplankton maupun zooplankton, larutan tersuspensi, dekomposisi bahan organik, mineral maupun bahan lain yang terlarut dalam air. Warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton dapat mempengaruhi warna air, sehingga secara tidak langsung dari warna perairan juga dapat menggambarkan kesuburan perairan. warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton antara lain:

a)     Hijau, disebabkan oleh Dunaleilla dan Chlorella yang merupakan pakan alami yang baik untuk biota budidaya, namun ada juga warna hijau yang didominasi oleh Chaetomorpha dan Enteromorpha yang memeiliki pengaruh kurang baik terhadap kehidupan biota budidaya.

b)     Hijau tua, disebabkan oleh dominasi Mycrocystis, Spirulina, Oscillatoria dan Phormidium yang termasuk blue green algae. plankton ini mengindikasikan banyaknya bahan organik dalam


perairan seperti ammonia dan hydrogen sulfide, sehingga perairan dengan warna ini kurang baik untuk kegiatan budidaya biota air.

c)      Kuning kecoklatan, disebabkan oleh Chaetocheros, Nitzchia, Gyrossigma dan Skletonema atau yang termasuk Diatom. diatom akan tumbuh cepat pada lingkungan yang bersuhu rendah.

d)     Hijau kecoklatan, disebabkan karena kandungan Bacillariophyta, warna air ini bagus untuk area pertambakan karena mengindikasikan banyaknya fitoplankton yang dapat dimanfaatkan langsung oleh zooplankton

e)     Coklat kemerahan, disebabakan karean Peridinium dan Schizothrix calcicolla atau dari jenis Phytoflagellata yang berbahaya karena beracun sebagian plankton dapat mengeluarkan endotoksin yang merugikan biota budidaya.

     



 

(a)

(b)

 

Gambar 2. Kolam ikan dengan warna hijau dan kecoklatan

2)    Intensitas cahaya

 

Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi semua kehidupan organisme perairan. Secara biologi cahaya sangat berperan penting, tanpa cahaya matahari semua proses kehidupan tidak akan berlangsung dan tidak akan dijumpai bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi ini. Sedangkan dari sudut fisika, cahaya matahari merupakan sumber energi bagi terjadinya arus, gelombang, pemanasan perairan dan lain-lain.

Sinar matahari yang jatuh di permukaan air, sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi menembus ke dalam air. Sinar yang dipantulkan tergantung pada:

a.       Bila di dalam perairan Sudut jatuh (sudut inklinasi)

b.      Naungan

c.       Keadaan permukaan air

d.      Lamanya penyinaran

e.       Sifat perairan itu sendiri

 

Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan sangat berarti bagi proses kehidupan organisme. Tanpa cahaya matahari, proses fotosintesis tidak akan berlangsung. Hubungan antara intensitas cahaya matahari dengan kemungkinan berlangsungnya fotosintesis di perairan secara vertikal dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

·         Zona fotik (eufotik zone).

Dalam mintakat ini intensitas cahaya matahari masih demikian tingginya sehingga fitoplankton benar-benar berperan sebagai produser.. Zona ini memiliki kedalaman hingga ±200 m

·         Zona twiligth (disfotic zone).

Di mintakat ini intensitas cahaya matahari demikian rendahnya sehingga fitoplankton bukan merupakan produser yang efektif. Produser di daerah ini sekedar hidup dan tidak mampu tumbuh dan berkembang biak. Perairan ini memiliki kedalaman hingga ± 1000 m.

·         Zona afotik (aphotic zone).

Dimintakat ini tidakadacahaya matahari sehingga organisme yang didapatkan hanya organisme heterotrop dan saprofit. Pada zona ini disebut juga zona laut dalam dimana pada zona ini juga memiliki tekanan hidrostatik yang besar, suhu yang dingin, sirkulasi air yang sangat lemah serta suplai bahan makanan yang sedikit.




 

Gambar 3. Zonasi perairan berdasarkan intensitas cahaya matahari

3)    Suhu

 

Suhu merupakan salah satu parameter air yang sering diukur, karena kegunaannya dalam mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Suhu air berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu.

Suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut di dalam air. Jika suhu tinggi, air akan lebih cepat jenuh dengan oksigen dibanding dengan suhunya rendah. Suhu air pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air.

pada setiap kedalaman, perairan dapat dikelompokkan (stratifikasi) menjadi tiga, yaitu :

a)     lapisan epilimnion, yaitu lapisan sebelah atas perairan yanghangat dengan penurunan suhu relatif kecil, seluruh masa air tercampur dengan baik karena adanya angin dan gelombang

b)     lapisan termoklin atau metalimnion, yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunansuhu sangat tajam, pada daerah ini setiap penambahan kedalaman 1 m maka suhu juga akan berkurang 1 °C

c)      lapisan hipolimnion, yaitu lapisan paling bawah dimana padalapisan ini perbedaan suhu sangat kecil dan relatif konstan. pada lapisan ini hampir tidak terjadi pencampuran massa air sehingga suhu relatif dingin



 

Gambar 5. Stratifikasi perairan tergenang berdasarkanperbedaan suhu

 

Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalamkolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu secara vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meterbiasanya terjadi stratifikasi suhu yang tidak stabil.Olehkarenaitubagipara                                                             pembudidaya           ikan            yang melakukankegiatan budidayaikan kedalamanair sebaiknya tidak lebihdari2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi suhu pada wadah budidaya ikan diperlukansuatu alat bantu dengan menggunakan aerator/blower/kincir air.

Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan suhu air adalah pada umumnya dari:

a)     Penguapan (evaporasi).

b)     Pemantulan/pelepasan panas kembali.

c)      Pemantulan    kembali    cahaya   matahari    dari   permukaanair   ke atmosfir.

4)    Kekeruhan

 

Kekeruhan merupakan gambaran sifat optik air oleh adanya bahan padatan terutama bahan tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh warna air.  Kekeruhan air atau sering disebut turbidty adalah salah satu parameter uji fisik dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air umumnya akan diketahui dengan besaran NTU (Nephelometer Turbidity Unit) setelah dilakukan uji aplikasi menggunakan alat turbidimeter.

5)    Salinitas

 

Salinitas didefinisikan sebagai jumlah bahan padat yang terkandung dalam tiap kilogram air laut, dengan asumsi semua karbonat diubah menjadi bentuk oksida, bromida dan iodin diganti dengan klorida dan Satuan salinitas dinyatakan dalam gram perkilogram, atau sebagai perseribu, yang lazim disebut “ppt”.

Berdasarkan perbedaan salinitasnya perairan dapat dibedakan menjadi 4 kelompok, antara lain :

a)     Perairan tawar (fresh water) yaitu perairan yang memiliki salinitas berkisar antara 0 – 5 ppt. contohnya pada air minum, air sungai, sumur, dsb

b)     Perairan payau (brakish water) yaitu perairan yang memiliki salinitas berkisar antara 5 – 30 ppt, contohnya pada daerah hutan bakau, muara sungai, dan daerah tambak.

c)      Perairan laut (saline water), yaitu perairan yang memiliki salinitas berkisar antara 30 50 ppt. contohnya laut lepas

d)     Perairan hipersaline (brine water), yaitu perairan yang memiliki salinitas > 50 ppt. contohnya laut yang dekat kutub

Variasi salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad-jasad hidup akuatik melalui pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan osmotik. Jenis-jenis biota akuatik ditakdirkan untuk mempunyai hampir semua jaringan-jaringan lunak yang berat jenisnya mendekati berat jenis air laut biasa, sedangkan jenis-jenis biota yang hidup di dasar laut (bentos) mempunyai berat jenis yang lebih tinggi daripada air laut di atasnya. Salinitas menimbulkan tekanan-tekanan osmotik.

6)    Kecerahan

 

Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan menggambarkan sejumlah atau sebagian cahaya yang diteruskan pada kedalaman tertentu yang dinyatakan dengan persen.

Penetrasi cahaya pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh:

a)     Intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan air,

b)     Kelarutan bahan/zat-zat di dalam air, dan

c)      Suspensi bahan dalam air.

 

Intensitas dankualitas cahaya yang masuk ke dalam air (perairan) dapat menentukan:

a)     Aktivitas fotosintesis bagi jasad nabati, yang pada akhirnya menentukan kehidupan hewan dalam air. Proses fotosintesis tersebut adalah sebagai berikut:

6H2O + 6CO2 à C6H12O6 + 6O2

b)     Iklim (keadaan) cahaya pada kedalaman tertentu pada suatu perairan. Cahaya yang diserap ini menghasilkan panas yang sangat penting untuk proses kehidupan hewan dan tumbuhan

 

7)    Kedalaman

 

Kedalaman suatu perairan berhubungan erat dengan produktivitas, suhu vertikal, penetrasi cahaya, densitas, kandungan oksigen, serta unsur hara (Hutabarat dan Evans, 2008).


8)    Kecepatan Arus

Arus di laut disebabkan oleh perbedaan densitas masa air laut, tiupanangin terus menerus diatas permukaan laut dan pasang-surut terutama di daerah pantai. Pasangsurut juga dapat menggantikan air secara total dan terus menerus sehinggaperairan terhindar dari pencemaran. Sedangkan distribusi pantai dapat merubah dan meredam arus.

9)    Debit Air

 

Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi.

10)    Padatan Tersuspensi Total (TSS)

 

Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya.

11)    Padatan Terlarut Total (TDS)

 

Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L).

12)    Pasang Surut

 

Pasang merupakan suatu gelombang yang frekuensinya rendah dan pada umumnya intensitas terjadinya lebih kecil dari dua kali sehari. Berat Jenis Air

13)    Kekentalan

 

Kekentalan air merupakan sifat fisika air yang tidak boleh diabaikan. Hal ini merupakan akibat dari tahanan gesekanyang ditimbulkan oleh suatu zat cair pada benda bergerak.

14)    Tegangan Permukaan(Buoyancy)

 

Tegangan permukaan air timbul akibat aktivitas molekul-molekul air yang tidak seimbang pada dan di bawah permukaan air.Molekul- molekul air itu mempunyai dayatarik menarik terhadap molekul-

Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan air adalah:

 

a)     Suhu; pada suhu tinggi tegangan permukaan air berkurang.

b)     Bahan organik dan garam-garam terlarut. Kenaikan kadar garam menyebabkan kenaikan tegangan permukaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3.12 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva komoditas perikanan di komoditas perikanan di bak, aquarium dan fiber glass

  Persiapan Wadah Bak, Aquarium dan Fiber Glass Pada kegiatan pembelajaran ini anda akan mempelajari sanitasi wadah pembe...