Sabtu, 29 Juni 2013

laporan praktikum manajemen pemberian pakan

Pengaruh Penggunaan Pelet Ikan PF 500 Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila GIFT
(Oreochromis niloticus)

 


Laporan Praktikum


 





Disusun Oleh   :
Ninda Rizkiyani                (1005560321)


Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan
 Universitas Pekalongan
Pekalongan
2013
BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai  ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan  penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri.  Karenanya, ilmu perikanan harus terus dikaji dan dikembangkan terutama oleh dosen dan mahasiswa perikanan sebagai ujung tombak pengembangan dan penerapan  teknologi perikanan. Sebagaimana ilmi-ilmu terapan yang lain, pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh pengetahuan dasar yang memadai, antara lain fisiologi (Fujaya, 2004).
Menurut Mudjiman (1998), pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
Ikan nila (Oreochromis niloticus) dan patin (Pangasius pangasius) tergolong jenis ikan air tawar yang sangat berpotensi untuk dibudidayakan dan dikembangkan sebagai sumber penyedia pangan protein hewani untuk mencukupi kebutuhan manusia maupun untuk kepentingan perdagangan. Untuk mewujudkan keberhasilan budidaya ikan nila diperlukan ketersediaan benih yang baik mutunya dan cukup jumlahnya, ketersediaan pakan yang mencukupi, lingkungan hidup yang sesuai serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan nila maka dilakukan pengamatan pertumbuhan ikan nila dengan pemberian pakan pelet PF 500 dan dengan dosis yang berbeda.

1.2    Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1.      Mahasiswa dapat mengetahui teknik pemeliharaan ikan yang baik
2.      Mahasiswa dapat mengamati pertumbuhan benih ikan nila.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Nila GIFT
2.1.1 Taksonomi
Klasifikasi ikan nila GIFT menurut Suyanto (1994) sebagai berikut
Filum           : Chordata
Subfilum      : Vertebrata
Kelas            : Osteichthyes
Sub kelas     : Acanthoptherigii
Ordo             : Percomorphi
Subordo        : Percoidea
Famili           : Chiclidae
Genus            : Oreochromis
Spesies          : Oreochromis niloticus
2.1.2 Morfologi
 Ikan nila GIFT mempunyai bentuk tubuh lebih pendek dari pada ikan nila lokal. Tubuhnya lebih tebal, warna tubuhnya hitam keputihan, kepalanya relatif kecil, sisik berukuran besar, kasar, tersusun rapi, matanya besar, menonjol dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus di bagian tengah badannya, dagingnya cukup tebal dan tidak terdapat duri-duri halus di dalamnya (Arie, 1999).
Sebagaimana umumnya ikan nila biasa, ikan nila GIFT memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (ventral fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor, terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anusnya hanya satu buah dan berbentuk agak panjang, sedangkan sirip ekornya berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Suyanto, 1994).
Arie (1999) menyatakan, bahwa jenis kelamin ikan nila GIFT dapat dibedakan dari tanda pada tubuh bagian luar, yaitu bentuk, warna dan alat kelamin. Ikan nila GIFT jantan memiliki tubuh yang lebih tinggi dan lebih membulat, warna lebih cerah serta memiliki satu lubang kelamin yang berbentuk memanjang, dimana fungsinya sebagai tempat mengeluarkan sperma dan air seni. Ikan nila GIFT betina bertubuh lebih rendah atau lebih memanjang, warna lebih gelap serta lubang kelamin dua, yaitu satu untuk mengeluarkan telur dan satu lagi untuk mengeluarkan air seni.
2.2 Habitat
Ikan nila GIFT dikenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup, karena ikan ini dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut. Ikan nila GIFT air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi secara bertahap, dengan cara salinitasnya dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan secara mendadak ke dalam air yang salinitasnya berbeda dapat mengakibatkan stress dan kematian pada ikan (Suyanto, 1994).
Arie (1999) menyatakan, bahwa habitat yang ideal untuk ikan nila GIFT adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 140C-380C, atau suhu optimal 250C-300C. Kisaran salinitas (kadar garam) yang ditoleransi untuk pertumbuhan ikan nila GIFT adalah 0-15 ppt.
Tempat hidup ikan nila GIFT biasanya berada pada perairan yang dangkal dengan arus yang tidak begitu deras. Ikan nila GIFT tidak menyukai hidup di perairan yang bergerak (mengalir), namun jika dilakukan perlakuan terhadap ikan nila GIFT seperti pengadaptasian terhadap lingkungan air yang mengalir, maka ikan nila GIFT juga bisa hidup baik, pada perairan yang mengalir tersebut (Rukmana, 2004).
2.3 Pakan dan Kebiasaan Makan
 Ikan dapat tumbuh optimal jika memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup dan gizi seimbang, dengan kata lain ikan membutuhkan makanan yang lengkap dalam jumlah yang cukup (Mudjiman, 2004). Lebih lanjut dinyatakan bahwa jumlah ransum dan komposisi gizi yang dibutuhkan oleh seekor ikan berbeda-beda dan selalu berubah. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jenis ikan, umur ikan dan ketersediaan makanan alami di dalam tempat pemeliharaannya.
 Ikan nila GIFT termasuk ke dalam golongan ikan pemakan segala atau (omnivora), sehingga ikan ini dapat mengkonsumsi makanan berupa hewan atau tumbuhan (Khairuman dan Amri, 2003). Lebih lanjut dinyatakan bahwa ikan nila GIFT yang masih berukuran benih menyukai makanan alami berupa zooplankton misalnya Rotifera sp., Moina sp., dan Daphnia sp. juga fitoplankton. Selain itu, ikan nila GIFT juga suka memangsa alga atau lumut yang menempel pada substrat di habitat hidupnya, siput, jentik-jentik serangga, kelekap, hydrilla, sisa-sisa dapur dan buah-buahan, serta daun-daun lunak yang jatuh ke dalam air. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan nila GIFT bisa diberi makanan tambahan berupa pellet.
Menurut Arie (1999), pellet yang diberikan sebagai pakan tambahan untuk ikan nila GIFT harus mengandung protein yang tinggi, minimal 25%. Pellet yang diberikan dapat berupa tepung maupun butiran. Namun, bisa juga diberikan dedak halus jika pellet tidak tersedia, meskipun kandungan proteinnya tidak sekomplit pellet, ikan nila GIFT sangat menyukai dedak halus tersebut. Banyaknya pakan tambahan yang diberikan 2-3% dari berat biomassa ikan.
Ikan nila GIFT lebih suka berkawanan di tengah atau di dasar kolam jika dalam kondisi kenyang. Berdasarkan beberapa penelitian yang ada, bahwa kebiasaan makan ikan nila GIFT berhubungan dengan suhu perairan dan intensitas cahaya matahari. Pada siang hari dimana intensitas cahaya matahari cukup tinggi dan suhu air meningkat, ikan nila GIFT lebih agresif terhadap makanan. Sebaliknya, dalam keadaan mendung atau hujan bahkan pada malam hari, ikan nila GIFT menjadi kurang agresif terhadap makanan (Andrianto, 2005).
2.4 Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Pertumbuhan merupakan suatu perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat dan volume dalam periode tertentu secara individual. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai pertambahan jumlah sel-sel secara mitosis yang pada akhirnya menyebabkan perubahan ukuran jaringan. Pertumbuhan bagi suatu populasi adalah pertambahan jumlah individu, dimana faktor yang mempengaruhinya dapat berupa faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi umur, keturunan dan jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal meliputi suhu, makanan, penyakit, media budidaya, dan sebagainya (Effendi, 1978).
Apabila dibandingkan dengan ikan nila lokal, maka nila GIFT mempunyai karakteristik lebih unggul terutama tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dan fekunditas lebih tinggi. Ikan nila GIFT mampu mencapai berat tubuh sekitar 600 g dalam waktu 5-6 bulan. (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar DKP, 2001).
Menurut Khairuman dan Amri (2003), laju pertumbuhan tubuh ikan nila GIFT yang dibudidayakan tergantung dari pengaruh fisika dan kimia perairan serta interaksinya. Laju pertumbuhan ikan nila GIFT lebih cepat jika dipelihara di kolam yang airnya dangkal dibandingkan di kolam yang airnya dalam. Penyebabnya adalah karena di perairan yang dangkal, pertumbuhan tanaman air sangat cepat sehingga ikan nila GIFT menjadikannya sebagai makanan. Lebih lanjut dinyatakan, jumlah telur ikan nila GIFT lebih banyak 20-30%, pada stadium benih sampai ukuran 17,5 g tumbuh lebih cepat 300-400%, sedangkan dalam pembesaran tumbuh lebih cepat 100-200%.
Menurut Arie (1999), pertumbuhan jantan nila GIFT 20% lebih cepat dibanding betinanya. Terjadinya perbedaan pertumbuhan ini disebabkan oleh sifat genetik dan sistem reproduksi. Ukuran gonad betina lebih besar dibanding jantan, sehingga proses pembentukannya memerlukan zat makanan yang lebih banyak, begitu juga dengan proses pembentukan telurnya.
Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi adalah kompetitor, parasit, umur, predasi, kepadatan, populasi, serta kemampuan adaptasi dari hewan dan penanganan manusia. Faktor abiotik yang mempengaruhi adalah sifat fisika dan kimia dari suatu lingkungan perairan (Effendi, 1997).
2.5 Kualitas Air
 Asmawi (1983) menyatakan, bahwa kualitas perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan pertumbuhan organisme yang hidup di air. Agar bisa menjadi lingkungan yang baik bagi hewan dan tumbuhan-tumbuhan air tingkat tinggi, sebelumnya air harus merupakan lingkungan hidup yang baik bagi hewan dan tumbuhan-tumbuhan air tingkat rendah, untuk itu terlebih dahulu air harus merupakan lingkungan hidup yang baik bagi tumbuh-tumbuhan renik yang mampu berasimilasi.
Kualitas air untuk budidaya ikan nila GIFT harus memenuhi beberapa persyaratan, karena air yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah terserang penyakit. Beberapa variabel-variabel penting yang berhubungan dengan kualitas air yaitu sifat kimia air (kandungan oksigen terlarut, karbondioksida terlarut, pH dan zat-zat beracun) dan sifat fisika air (suhu, salinitas, kekeruhan dan warna air) (Khairuman dan Amri, 2003).
2.5.1 Sifat Fisika Air
2.5.1.1 Salinitas
Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air. Salinitas pada umumnya dinyatakan sebagai berat jenis (specific gravity), yaitu rasio antara berat larutan terhadap berat air murni dalam volume yang sama. Beberapa ikan air tawar dapat menerima (toleran) terhadap kehadiran sejumlah kecil natrium dalam bentuk garam (O-Fish, 2003).
Menurut Boyd (1990) dan Stickney (1979), tiap spesies memiliki kisaran salinitas optimum, di luar kisaran ini ikan harus mengeluarkan energi lebih banyak untuk proses osmoregulasi dari pada proses lain. Salah satu penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya. Sebagian hewan vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu.
Salinitas merupakan faktor penting yang menunjang kelangsungan hidup organisme perairan, konsumsi pakan, laju pertumbuhan, metabolisme dan distribusi ikan (Kinne (1964) dalam Asmawi (1983)). Menurut Holliday (1969) dalam Asmawi (1983), salah satu aspek fisiologis yang dipengaruhi salinitas adalah tekanan dan konsentrasi osmotik serta konsentrasi ion dalam cairan tubuh. Stickney (1979) dalam Asmawi (1983), menyatakan bahwa ikan yang dipelihara pada kondisi salinitas yang sama dengan konsentrasi ion dalam darah akan lebih banyak menggunakan energi untuk pertumbuhan.
Khairuman dan Amri (2003) menyatakan, bahwa ikan nila GIFT lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang baik dan memiliki toleransi salinitas pada kisaran 0-15 ppt, sehingga bisa dipelihara di air payau.
2.5.1.2 Suhu
 Menurut Susanto (1991), suhu air adalah salah satu sifat fisik air yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan badan ikan. Suhu air yang optimal untuk ikan daerah tropis berkisar 25-300C. Perbedaan suhu antara siang dan malam tidak boleh melebihi 50C apalagi sampai mendadak (drastis).
 Suhu air mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk-makhluk hidup. Selain itu juga suhu berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut, dimana semakin tinggi suhu suatu perairan maka semakin cepat pula perairan tersebut mengalami kejenuhan akan oksigen (Asmawi, 1983).
Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan ikan mengalami stress. Hal ini biasa terjadi terutama pada saat memasukkan ikan baru ke dalam suatu akuarium, dimana usaha penyesuaian suhu tidak dilakukan dengan baik atau pada saat menambahkan air baru yang memiliki suhu tidak sama. Penurunan suhu secara perlahan jarang menimbulkan terjadinya stress pada ikan, meskipun demikian suhu hendaknya dikembalikan ke kondisi semula secara perlahan-lahan dalam waktu satu jam atau lebih (O-Fish, 2007).
Rounsefell dan Everhart (1953) dalam Asmawi (1983) menyatakan, bahwa proses pencernaan makanan yang dilakukan oleh ikan berjalan sangat lambat pada suhu yang rendah. Sebaliknya, akan lebih cepat pada kondisi perairan yang lebih hangat. Menurut Jangkaru (1956) dalam Asmawi (1983), bahwa suhu air yang optimal untuk selera makan ikan adalah 25-270C.
Suhu normal untuk pertumbuhan ikan nila GIFT adalah 14-380C dan dapat memijah secara alami pada suhu 22-370C (Khairuman dan Amri, 2003). selanjutnya dinyatakan bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan nila GIFT adalah 25-300C. Pertumbuhannya akan terganggu jika suhu habitatnya lebih rendah dari 140C atau pada suhu tinggi 380C. Ikan nila GIFT akan mengalami kematian pada suhu 60C atau 420C.
2.5.2 Sifat Kimia Air
Cahyono (2000) menyatakan, bahwa ikan memerlukan oksigen untuk bernapas dan pembakaran makanan untuk menghasilkan aktivitas seperti berenang, pertumbuhan, reproduksi, dan sebagainya. Selain itu, laju pertumbuhan dan konversi pakan juga sangat bergantung pada kandungan oksigen.
Oksigen terlarut merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan sebagai pilihan utama untuk menentukan layak tidaknya sumber air untuk digunakan dalam kegiatan budidaya ikan (Djarijah, 1995). Lebih lanjut dinyatakan bahwa nilai oksigen dalam pengelolaan kesehatan ikan sangat penting, karena kondisi yang kurang optimal bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang dapat mengakibatkan kondisi stress bagi ikan sehingga mudah terserang penyakit.
Semua organisme perairan bernapas memerlukan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kandungan oksigen sangat bertentangan dengan kandungan karbondioksida di dalam air. Oksigen yang terlarut di dalam air bisa berasal dari hasil proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari atau berasal dari luar melalui proses difusi permukaan air (Lesmana, 2004).
Menurut Rukmana (2004), ikan nila GIFT termasuk jenis ikan yang tahan dalam kondisi kekurangan oksigen. Jika terjadi kekurangan oksigen, ikan nila GIFT langsung mengambil oksigen dari udara bebas. Bahkan ikan nila GIFT bisa bertahan hidup lebih lama di darat tanpa air. Kandungan oksigen yang baik untuk ikan nila GIFT berkisar antara 3-5 ppm.
2.5.2.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman atau lebih populer disebut pH merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Faktor yang mempengaruhi pH adalah konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Nilai pH kurang dari 7 menunjukkan lingkungan yang masam, nilai pH di atas 7 menunjukkan lingkungan yang basa (alkalin) sedangkan pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan lingkungan yang netral (Lesmana,2004).
Cahyono (2000) menyatakan, bahwa pada siang hari pH suatu perairan meningkat. Hal ini disebabkan adanya proses fotosintesis pada siang hari, saat itulah tanaman air atau fitoplankton mengkonsumsi karbondioksida. Sebaliknya, pada malam hari kandungan pH suatu perairan akan menurun karena tanaman air dan fitoplankton mengonsumsi oksigen dan menghasilkan karbondioksida.
Menurut Hickling (1962) dalam Asmawi (1983), batas minimum pH yang ditoleransi ikan air tawar pada umumnya 4,0 dan batas maksimum 11,0. Menurut Soeseno (1971), pH yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi terus menerus, dapat menyebabkan berkurangnya pertumbuhan pada ikan karena pada suasana tersebut mengganggu pertukaran zat di dalam tubuhnya.


BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum manajemen pemberian pakan dilaksanakan tanggal 4 Juni – 27 Juni 2013 dan bertempat di Laboratorium Kualitas Air, Kampus Slamaran Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat praktikum yang digunakan tersaji dalam tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Alat Praktikum
No
Alat
Fungsi
1.
Timbangan elektrik
Menimbang pakan dan bobot ikan
2.
Aquarium
Wadah budidaya ikan
3.
Aerator
Penyuplai oksigen
4.
Selang
Pengeluaran udara pada aerator
5.
Selang sipon
Menyipon kotoran di aquarium
6.
pH digital
Mengukur pH dan suhu
7.
DO meter
Mengukur DO
8.
Refraktometer
Mengukur salinitas
9.
Seser
Mengambil ikan
10.
Ember
Wadah penampungan air                   
11
Penggaris
Mengukur panjang ikan.



3.2.2 Bahan
Bahan praktikum tersaji dalam tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Bahan Praktikum
No
Bahan
Fungsi
1.
Benih ikan nila larasati
Objek yang diamati
2.
Pellet ikan PF 500
Makanan bagi ikan
3.
Air tambak
Media hidup ikan nila

3.3 Metode Praktikum
Metode praktikum manajemen pemberian pakan ikan adalah metode langsung pengamatan dan pemeliharaan ikan. Langkah-langkah awal praktikum adalah sebagai ber]ikut :
1.      Menyiapkan alat praktikum dan mencuci alat yang kotor seperti aquarium, seser, selang.
2.      Aquarium yang telah dicuci kemudian disiapkan berderet 3.
3.      Mengambil air tambak dengan ember dan diamkan selama 30 menit sambil diaerasi.
4.      Memasukkan air tambak yang tekah diendapka kedalam aquarium, masukkan aquarium dengan air setinggi 15 cm dari dasar aquarium.
5.      Jika air sudah dimasukkan kedalam aquarium, beri aerasi selama satu hari.
6.      Ikan uji yang telah siap masing-masing diukur terlebih dahulu panjang dan beratnya.
7.      Masing-masing aquarium diisi 10 ekor benih ikan nila.
8.      Penimbangan berat dimasukkan untuk mengetahui berat pakan yang harus diberikan kepada ikan, persentase pemberian pakannya adalah 9% dari berat total biomassa.
9.      Ikan nila diberi pakan sehari 2X dan setiap minggu dilakukan sampling berat dan panjang tubuhnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil                                                           
4.1.1 Pertumbuhan Ikan Nila Gift
Pengamatan pertumbuhan ikan nila Gift diamati setiap minggu dengan melakukan pengukuran berat dan panjang. Hasil pengamatan berat dan panjang tubuh ikan nila tersaji dalam tabel dibawah ini.
a.       Hasil pengukuran awal pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengukuran Berat dan Panjang Awal Ikan   Nila Gift Aquarium 1.
Ikan
Berat (gr)
Panjang total (cm)
1
1,65
4,5
2
1,56
4,4
3
1,66
4,7
4
1,26
4,2
5
1,33
4,5
6
1,30
4,1
7
1,81
4,4
8
1,64
4,6
9
1,40
4,7
10
1,15
4,5

Tabel 4. Hasil Pengukuran Berat dan Panjang Awal Ikan   Nila Gift Aquarium 2
Ikan
Berat (gr)
Panjang total (cm)
1
1,20
3,5
2
1,18
4,1
3
1,51
4,4
4
1,4
4,4
5
1,19
4
6
1,12
3,8
7
1,3
3,9
8
1,04
4,2
9
0,95
3,7
10
0,54
3,6

Tabel 5. Hasil Pengukuran Berat dan Panjang Awal Ikan   Nila Gift Aquarium 3
Ikan
Berat (gr)
Panjang total (cm)
1
1,54
4,8
2
2,09
4,9
3
0,71
3,5
4
2,51
5
5
1,26
4
6
1,31
4
7
0,81
3,7
8
1,09
4
9
1,23
3,6
10
0,81
3,9

b.      Hasil pengukuran minggu I
Tabel 6. Hasil Pengukuran Minggu I Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift aquarium 1.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
1,6
3,6
4,4
2
2,82
4
4,9
3
2
3,5
4,6
4
1,57
3,5
4,3
5
1,91
3,7
4,7
6
2,02
3,8
4,7
7
1,85
3,8
4,9
8
2,16
3
5
9
2,16
4,2
5,1

Tabel 7. Hasil Pengukuran Minggu I Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift Aquarium 2.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
1,86
3,5
4,4
2
1,58
3,9
4,9
3
0,68
2,8
4,6
4
1,44
3,8
4,3
5
1,17
3,3
4,7
6
0,82
3,1
4,7
7
1,11
3
4,9
8
1,51
3,4
5
9
1,36
3,2
3,9

Tabel 8. Hasil Pengukuran Minggu I Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift Aquarium 3.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
2,64
4,1
5,2
2
1,11
3,1
4
3
0,87
2,7
3,6
4
3,62
4,5
5,2
5
1,44
3,5
4,3
6
1,67
3,5
4,3
7
1,05
3
3,5
8
1,4
3
4

c.       Hasil pengukuran minggu II.
Tabel 9. Hasil Pengukuran Minggu II Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift aquarium 1.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
2,9
4,2
5,3
2
1,68
3,8
4,7
3
1,88
4
5
4
2,13
4,2
5,1
5
1,24
3,3
4,3
6
1,82
4
5
7
1,84
3,8
4,7
8
1,68
3,7
4,6
9
2,4
4
5

Tabel 10. Hasil Pengukuran Minggu II Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift aquarium 2.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
1,15
3
4,1
2
1,2
3,2
4,1
3
2
4
4,7
4
1,41
3,5
4,2
5
1,33
2,9
3,6
6
0,44
3,4
4,3
7
1,41
3,3
4,2
8
1,54
3
5

Tabel 11. Hasil Pengukuran Minggu II Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift aquarium 3.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
2,52
4,4
5,4
2
3,47
4,8
5,9
3
1,61
3,9
4
4
1,11
3,2
4,1
5
1,30
3,1
4,2
6
1,55
3,7
4,5
7
0,44
2,9
3,7
8
0,42
3
3,9

d.      Hasil Pengukuran berat dan panjang minggu III.
Tabel 12. Hasil Pengukuran Minggu III Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift aquarium 1.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
3
4,2
5,5
2
3,2
4,5
5,6
3
3,1
4,5
5,6
4
2,9
4,2
5,3
5
3,3
4,4
5,5
6
3
4,4
5,5
7
2,2
4,0
5,2
8
3,7
4,6
5,7

Tabel 13. Hasil Pengukuran Minggu III Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift aquarium 2.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
2,8
4,3
5,5
2
0,9
2,9
3,9
3
2,1
3,9
4,8
4
2,5
4,0
5,0
5
2,6
4,0
4,9
6
1,5
3,5
4,8
7
2,4
4,0
4,9
8
1,7
4
5,0

Tabel 14. Hasil Pengukuran Minggu III Berat dan Panjang Ikan   Nila Gift aquarium 3.
Ikan
Berat
(gr)
Panjang standar (cm)
Panjang total (cm)
1
1,6
3,5
4,2
2
5,1
5,5
6,8
3
4,1
5,0
6,0
4
2,2
3,9
6,9
5
1,9
3,3
4,0
6
1,0
3,0
3,8
7
2,5
4,0
5,0

4.1.2 Perhitungan Pakan Ikan
Metode pemberian pakan ikan berdasarkan persentase berat biomassa. Pakan yang diberikan ke ikan adalah 9% dari berat biomassa ikan. Berat total ikan dalam 1 aquarium dihitung kemudian dikali 9 %. Setiap minggu dilakukan sampling perhitungan berat ikan untuk kemudian dihitung jumlah pakan yang dibu]tuhkan perhari. Penimbangan pakan dilakukan 1 kali dalam seminggu. Frekuensi pemberian pakannya 2 x sehari yaitu pagi dan sore. Hasil perhitungan pakan perminggu tersaji dalam tabel dibawah ini
Tabel 15. Perhitungan pakan mingguan.
Aquarium
Awal pemeliharaan
Minggu I
Minggu II
Minggu III
W.Bio (gr)
W.P (gr)
W.Bio (gr)
W.P (gr)
W.Bio (gr)
W. P (gr)
W.Bio (gr)
W. P (gr)
1
14,76
1,33
17,55
1,58
19,57
1,76
24,4
2,19
2
11,07
0,99
11,53
1,038
10,48
0,94
16,5
1,49
3
23,17
2,09
13,8
1,24
14,42
1,29
18,4
1,66
 Keterangan :
W.Bio berat biomassa ikan dalam 1 aquarium
W.P    berat pakan yang diberikan keikan
4.1.3 Kualitas Air
Pengukuran kualitas air dilakukan 2 x yaitu pada awal pemeliharaan dan akhir pemeliharaan. Untuk menjaga kualitas air dilakukan penyiponan agar semua parameter tetap optimal. Hasil pengukuran kualitas air tersaji dalam tabel dibawah ini.
Tabel 16. Hasil pengukuran kualitas air pada awal pemeliharaan
Parameter
Aquarium
1
2
3
pH
7,12
7,27
7,32
Salinitas (ppt)
2
3
4
Suhu (oC)
27,6
28,1
28,5
DO(ppm)
2,1
2,4
1,6

Tabel 17. Hasil pengukuran kualitas air pada akhir  pemeliharaan
Parameter
Aquarium
1
2
3
pH
7,28
7,53
7,72
Salinitas (ppt)
3
3
3
Suhu (oC)
28,7
29,2
29,3
DO(ppm)




4.1.4 Survival Rate
Persentase kelangsungan hidup ikan nila gift pada pengamatan yang dilaksanakan dihitung berdasarkan rumus seperti dibawah ini:
SR    Wt      x 100%
          Wo
Hasil perhitungan SR tersaji dalam tabel dibawah ini :
Tabel 18. SR ikan nila gift
Aquarium
SR (%)
1
80
2
80
3
70



4.2 Pembahasan
Pada pengamatan terhadap pertumbuhan ikan nila Gift dengan perlakuan perbedaan dosis pakan 9% dihasilkan data panjang dan berat dengan nilai yang cukup signifikan. Ikan nila dengan pertumbuhan yang paling bagus didapati pada aquarium no 3 dengan berat awal 2,09 gr menjadi 5,1 gr, pertambahan berat dalam 3 minggu 3,01 gr. Untuk pertambahan panjang mencapai 1,18 cm dari panjang awal 4,9 cm menjadi 6,8 cm. Ikan yang memiliki berat paling kecil pada aquarium no 2 dengan berat 0,54 gr mengalami penambahan berat 0,36 gr selama 3 minggu. Panjang total tubuh ikan nila per 3 minggu mengalami penambahan 0,3 cm dari panjang awal 3,9 menjadi 3,9 cm. Perbedaan pertumbuhan yang dialami ke 2 ikan ini disebabkan karena faktor diantaranya faktor genetis, lingkungan dan pakan. Ikan pada aquarium no 3 mengalami nafsu makan terhadap pakan tinggi ini dilihat ketika ikan diberi makan, pakan yang diberikan cenderung habis bila dibandingkan ikan pada aquarium no 2. Dari segi pakan sendiri, jenis pakan yang diberikan adalah pakan untuk udang sehingga pakan tidak mengapung tetapi cenderung tenggelam didasar sedangkan cara makan ikan nila adalah diatas. Karena faktor ini ikan nila enggan mengkonsumsi pakan yang diberikan.
Metode pemberian pakan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berdasarkan persentase biomassa. Persentase biomassa yang digunakan dalam praktikum adalah 9%.  Ikan nila Gift diberi pakan pagi dan sore. Pada hasil praktikum yang dilakukan, terlihat pakan yang diberikan semuanya tidak termakan oleh ikan nila. Hal ini terjadi karena persentase pakan yang diberikan terlalu besar sehingga pakan yang tidak termakan oleh ikan hanya mengotori aqurium dan merusak kualitas airnya bahkan ada yang menimbulkan kematian pada ikan.
Pada praktikum yang dilakukan, kualitas air ikan nila gift dijaga agar pertumbuhan ikan dapat optimal. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan penyiponan. Penyiponan dilakukan 1 hari sekali atau ketika aquarium terlihat kotor. Penyiponan dilakukan dengan menggunakan selang dan dilakukan denga hati-hati agar ikan tidak stress. Parameter kualitas air yang diamati adalah pH, DO, suhu, dan salinitas. Nilai kualitas air untuk semua parameter dinilai masih dalam ambang yang wajar.
Kelangsungan hidup ikan nila gift cukup bagus yaitu 70 % hingga 80%. ikan nila gift termasuk ikan yang memiliki ketahana hidup yang cukup tinggi.

















BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Hasil pengamatan pertumbuhan ikan nila, bobot ikan paling besar adalah 5,1 gr dari bobot awal 2,09 gr. Ikan dengan bobot paling kecil adalah ikan dengan berat awal 0,54 gr menjadi 0,9 dengan pertambahan berat tubuh dalam 3 minggu sebesar 0,36 gr.
2.      Panjang total ikan paling panjang pada ikan di aquarium no.3 dengan panajng awal 4,9 cm menjadi 6,8 cm, pertambahan panjang tubuh dalam 3 minggu adalah 2,9 cm.
3.      Kisaran kualitas air pada pemeliharaan ikan nila gift adalah pH 7,28 – 7,7, salinitas 2 – 3, suhu 27 – 29,3, DO 1,6 – 2,1.
4.      Persentase kelangsungan hidup ikan nila gift pada praktikum ini adalah 70 % dan 80%.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum manajemen pemberian pakan adalah :
1.      Sebaiknya praktikum dilakukan bersama-sama agar pengamatn dapat serentak.
2.      Kemudahan dalam peminjaman alat pengujian kualitas air maupun timbangan dipermudah agar tidak mengganggu jalannya praktikum.
3.      Informasi mengenai praktikum bisa disebarkan luaskan ke seluruh mahasiswa praktikum tidak hanya satu dua orang saja.



DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, T.T., 2005. Pedoman Praktis Budidaya Ikan Nila. Absolut, Yogyakarta.
Arie, U., 1999. Pembenihan dan Pembesaran Nila GIFT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Asmawi, S., 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Karamba. PT Gramedia, Jakarta.
Brotowidjoyo, 1995. Pengantar Lingkungan Perairan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Boyd, C.E., 1987. Water Quality Management In Pond Fish Culture. Internasional Center For Aquaqulture Auburn University.
Djarijah, A.S., 1995. Nila Merah (Pembenihan dan Pembesaran Secara Intensif). Kanisius, Yogyakarta.
Effendi, M.I., 1978. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Khairuman dan Amri K., 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Mudjiman, A., 2004. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rukmana, R., 2004. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius, Yogyakarta.
Stickney, R.R., 1979. Principle of Warm Water Aquaculture. John Willey and Sons, New York.
Suyanto, R., 1994. Nila. Penebar Swadaya, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3.12 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva komoditas perikanan di komoditas perikanan di bak, aquarium dan fiber glass

  Persiapan Wadah Bak, Aquarium dan Fiber Glass Pada kegiatan pembelajaran ini anda akan mempelajari sanitasi wadah pembe...