Sabtu, 29 Juni 2013

laporan praktikum manajemen pemberian pakan

 EFEKTIVITASPERENDAMANIKAN LELE DUMBO ( Clarias garipenus) DALAM LARUTAN DAUN KEMANGI TERHADAP INFEKSI Aeromonas hydrophila



 











DISUSUN OLEH :
NINDA RIZKIYANI     ( 1005560321)





PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
UNVERSITAS PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ikan lele dumbo (Clarias sp.) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dibudidaya secara intensif di Indonesia. Ikan ini lebih besar ukurannya dan lebih cepat tumbuhnya dibandingkan jenis ikan local (Clarias batrachus) ataupun ikan lele lainnya (Sri Lestari, 2005). Jenis ikan ini mudah dipelihara karena tidak membutuhkan banyak air serta oksigen, sebab ia mempunyai alat pernafasan tambahan berupa arborescent organ yang memungkinkannya mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan lele mampubereproduksi sepanjang tahun dengan fekunditasnya tinggi.
Penyakit ikan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan dalam usaha budidaya ikan.Kerugian pada usaha budidaya ikan dapat disebabkan karena serangan penyakit.kerugian tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas ikan bahkan sampai kematian ikan sehingga  harga jual ikan munurun. Penyakit pada ikan dapat disebabkan akibat bakteri pathogen.90% kematian benih ikan dapat disebabkan karena bakteri pathogen (Kabata, 1989 dalam Rizky Aprilia. 2010).
Penyakit yang menyerang ikan air tawar yang utama adalah dari golongan bakteri.Beberapa penyakit bakterial yang biasa menginfeksi adalah Aeromonas sp, Pseudomonas sp., Staphylococcus sp. dan Streptococcus sp.(Austin dan Austin, 1999).Pemeliharaan ikan lele dumbo sebagai ikan komoditas budidaya seringkali terkendala oleh penyakitMotile Aeromonad Septicemia(MAS) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila.
Penyakit MAS (Motile Aeromonad Septicemia) adalah infeksi bakterial yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila atau sering dikenal dengan penyakit bercak merah. Penyakit ini disebabkan karena kondisi lingkungan, tekanan-tekanan, termasuk kepadatan dalam populasi, temperatur tinggi, rendahnya oksigen terlarut, status nutrisi yang kurang baik, infeksi parasit dan kontribusi perubahan fisiologis sering kali dihubungkan dengan terjangkitnya penyakit ini (Hayes, 2000). Pada kondisi lingkungan yang kurang baik, seperti Kandungan oksigen terlarut yang rendah dapat menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga pertumbuhan ikan terganggu dan daya imun menurun akibatnya ikan akan mudah terserang penyakit.

B.     Identifikasi Masalah
Penyakit pada ikan lele dapat ditimbulkan oleh virus, jamur, bakteri, protozoa, dan cacing. Salah satu bakteri yang menyerang ikan lele adalah Aeromonas hydrophyla. Serangan akibat patogen ini dapat menimbulkan kematian. Berdasarakan penelitian, di Indonesia terjadi peningkatan serangan Aeromonas hydrophyla di kolam dari tahun 1999 hingga tahun 2001 dan menjadi penyebab kerugian terbesar dalam usaha budidaya ikan (Irianto, 2003).
Penanggulangan penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas Hydrophila pada umumnya menggunakan antibiotik. Antibiotik yang umum digunakan adalah Tetracyclien, Oxoclinic acid, Ertromycin, Slreptomycin, Chloramephenicol. Antibiotik. Penggunaan antibiotik ini menujukkan hasil yang baik akan tetapi terjadi peningkatan jumlah bakteri yang resisten terhadap antibiotik tersebut.  Salah satu alternatif Antibiotik Alami adalah dengan menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan yang mengandung senyawa antimikroba, aman, dan telah dibuktikan kasiatnya yaitu Fitofarmarka.Salah satu fitofarmarka adalah daun kemangi.

C.    Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
1.      Bagaimana pengaruh perendaman ikan lele dumbo  (Clarias garipenus) dalam ekstrak daun kemangi terhadap aktivitas bakteri Aeromonas hydrophila?
2.      Berapa kadar konsentrasi yang tepat pada pemberian daun kemangi untuk ikan lele dumbo (Clarias garipenus) yang terinfeksiAeromonas hydrophila?

D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.    Pengaruh efektivitas perendaman ikan lele dumbo (Clarias garipenus)dalam  daun kemangi terhadap aktivitas  bakteri Aeromonas hydrophila.
2.    Kadar konsentrasi yang tepat pada pemberian daun kemangi untuk ikan lele dumbo (Clarias garipenus) yang terinfeksiAeromonas hydrophila.

E.     Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah
1.      Memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya petani ikan lele tentang cara penanganan serangan bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele menggunakan ekstraksi daun kemangi .
2.      Memberikan referensi bagi akademisi mengenai manfaat daun kemangi dalam infeksi penyakit MAS pada ikan lele sehingga dapat dijadikan sebagai bahan ajar.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.)
Klasifikasi ikan lele dumbo :
Kerajaan          :Animalia
 Filum              :Chordata
Kelas               :Actinopterygii
Ordo                :Siluriformes
Famili              :Clariidae
Genus              :Clarias
Spesies            : Clarias garipenus      (Suyanto,2002).

Lele dumbo merupakan satu jenis hibrida ikan lele yang baru diintroduksikan ke Indonesia dari mancanegara yaitu Taiwan. Ikan ini merupakan hasil kawin silang antara lele asli Taiwan Clarias focusdengan lele Afrika Clarias mossambicus. Ikan ini mempunyai sifat-sifat yang baik yaitu cepat pertumbuhannya dan dapat mencapai ukuran besar dalam waktu relatif pendek (Suyanto,2002).
Menurut  Prihartono et al., (2003) menyatakan bahwa ikan lele dumbo memiliki berbagai keunggulan dibanding lele lokal sehingga saat ini lele dumbo menjadi komoditas yang sangat populer dan dapat mendatangkan keuntungan sangat besar. Beberapa keunggulan itu antara lain: 1) tumbuh lebih cepat, 2) dapat mencapai ukuran lebih besar, 3) lebih banyak kandungan telur dan 4) pakan tambahan dapat bermacam-macam.

2.1.1        Morfologi ikan lele Dumbo
Lele dumbo memiliki bentuk tubuh panjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Di sekitar mulut terdapat kumis yang dapat di gerkan untuk meraba makanannya. Kulit lele dumbo berlendir tidak bersisik, berwarna hitam pada bagian punggung dan bagian samping. Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur merupakan sirip tunggal sedangkan sirip perut dan sirip dada merupakan sirip ganda. Pada sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing yang disebut patil. Patil lele dumbo tidak beacun (Suyanto,2002).
Description: lele
                                    Gambar 1. Ikan lele dumbo
2.1.2        Habitat dan Perilaku
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda .Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari.Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Mengenai pertumbuhan lele,walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika








2.2  Aeromonas hydrophila
2.2.1        Klasifikasi Aeromonas hydrophila
Kingdom         : Bacteria
Filum               : Proteobacteria
Kelas               : Zimobacteria
Ordo                : Aeromonadales
Family             : Vibrionaceae
Genus              : Aeromonas
Spesies            : Aeromonas hydrophila (Hotl et al ., 1994)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirLttG0WOAs-AbFlmpMzAr6bMPR6NZuQPl5T412_Tz-BSk8vy9rDz9n5sCtY0jCOiBvD3rrmgZuZxG03fBxIRq5k8uUw6hKA8O2YNnHlH8zlMyBaJIqSHqtMjkciGlYB5x5MFnySKawwU/s320/Aeromonas+my+catfish.jpg
                        Gambar 3.Aeromonas hydrophila(Mycatfish.com, 2012)

2.2.2        Morfologi dan sifat pewarnaan gram
Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan suatu bakteri berbentuk batang, gram negatif, motil/bergerak dengan flagella polar, yang pada umumnya terdapat pada perairan dengan bahan organik yang tinggi.Bakteri gram negatif adalah organisme yang tidak dapat menahan zat pewarna setelah dicuci dengan alkohol 95% (Kabata, 1985). Dinding sel bakteri gram  negatif mengandung lebih sedikit peptidoglikan tetapi di luar lapisan peptidoglikan ada struktur membran kedua yang tersusun dari protein, fosfolipida, dan lipopolisakarida (Volk & Wheeler, 1988). Aeromonas hydrophila tidak hanya mampu menyerang ikan mas, melainkan dapat juga menyerang hampir semua jenis ikan air tawar, termasuk juga didalamnya ikan lele (Ariaty, 1991). Selain menyerang ikan air tawar, bakteri A. hydrophila juga dapat menyerang manusia (Hiroko dan Aoki, 1991 dalam Ambarita, 1992) yaitu yang bersifat enterotoksigenik dan cukup potensial terhadap patogenitas di saluran pencernaan manusia.Aeromonas hydrophila menghasilkan berbagai toksin ekstraseluler salah satunya Aerolysin yang mungkin merupakan faktor virulen (Bernheimer & Avigad, 1974).
Aeromonas hydrophila dikenal sebagai bakteri yang bersifat oportunis, yaitu jarang menyerang pada ikan yang sehat tetapi dapat menginfeksi pada saat system pertahanan tubuh ikan sedang menurun akibat stess.Para Ahli akuakultur sepakat bahwa ikan dapat mengalami stres apabila terkondisikan pada penanganan yang kurang baik, kepadatan yang terlalu tinggi, transportasi dalam kondisi buruk, nutrisi yang tidak memadai dan kualitas air yang buruk. Beberapa faktor kualits air yang dapat menyebabkan ikan rentan terserang Aeromonas hydrophila antara lain tingginya kandungan nitrit, rendahnya kandungan oksigen terlarut dalam air atau tingginya kandungan karbon dioksida terlarut (Robert, 1992).
Penyakit yang disebabkan Aeromonas hydrophila dinamakan penyakit Motile Aeromonas Septicemea (MAS) atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit bercak merah. Ikan lele yang terserang penyakit ini dapat menunjukkan gejala antara lain kematian mendadak, kurangnya nafsu makan, gerakan berenang yang tidak normal (berputar-putar diatas permukaan air), insang pucat, pembengkakan tubuh atau luka-luka pada tubuh ikan dan pemborokan pada mata.
Aeromonas hydrophila termasuk bakteri Gram negative yang mempunyai bentuk batang pendek / tongkat (Nugroho dkk., 1988), bergerak dengan bulu cambuk / flagel, Aeromonas hydrophila bersifat motil, aerobik dan fakultatif anaerobic, uji katalase positif, oksidase positif, fermentasi gula, indol positif, hidrolisis gelatin dan produksi gas (Nabib et al., 1989). Mempunyai sifat merusak arginin, tumbuh pada suhu 5 - 37°C dan tanpa NaCl, tidak tumbuh pada pH 9.

2.3  Tanaman Kemangi
2.3.1        Klasifikasi Tanaman Kemangi (Ocimum sanctum Linn.)
Description: 450px-Kemangi
Gambar 2. Kemangi

Taksonomi dari kemangi yaitu:
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Bangsa                        : Tubiflorae
Suku                : Labiatae
Marga              : Ocimum
Jenis                : Ocimum sanctum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)

2.3.2  Morfologi dan Habitat Tanaman Kemangi
Morfologi tanaman kemangi yaitu merupakan tanaman herba tegak atau semak, tajuk membulat, bercabang banyak, dan tingginya 0,3-1,5 meter. Daunnya tunggal, berhadapan, tangkai daun berukuran 0,25-3 cm, berbentuk bulat telur – elip – memanjang dengan ujung meruncing atau tumpul, di kedua permukaan berambut halus, tepi daun bergerigi lemah-bergelombang-rata. Susunan bunganya majemuk berkarang atau tandan, terminal, dan panjangnya 2,5-14 cm (Sudarsono, dkk., 2002).
Secara mikroskopis, pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel kecil, bentuk empat persegi panjang, warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan licin. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel kecil bentuk empat persegi panjang warna jernih, dinding tipis, kutikula tipis dan licin (Depkes RI, 1995).

2.3.3 Kandungan Kimia Daun Kemangi
Secara umum bahan herbal dengan komponen aktifnya  dalam menghambat aktivitas mikroba melalui beberapa mekanisme antara lain mengganggu senyawa penyusun dinding sel, meningkatkan permeabilitas membran sel, menginaktifasi enzim metabolik dan merusak fungsi bahan genetik. Senyawa antimikroba tersebut dapat melekat atau berdifusi ke dalam sel menyebabkan perubahan berupa kerusakan ataupun kematian dari sel bakteri tersebut.Perubahan tersebut meliputi perubahan morfologi, ultrastruktural, ukuran, kebocoran membran sel, dan penampakan sitoplasma sel. Akan tetapi keefektifan senyawa antimikroba dipengaruhi juga oleh senyawa antibakteri, jenis bakteri dan besarnya konsentrasi senyawa yang digunakan.
Daun kemangi mempunyai beragam khasiat antara lain: analgesik, antiamnesic and nootropic, antihelmintik, anti bakterial, anti katarak, anti fertilitas, anti hiperlipidemi, anti inflamasi, anti lipidperoksidatif, anti oksidan, anti stress, anti thyroid, antitusif, anti ulkus, kemoprotektif, imunomodulator, radioprotektif, aktivitas hipoglikemik, aktivitas hipotensif, dan anti kanker (Dattani, 2008).
Daun kemangi mengandung tanin (4,6%), flavonoid, steroid/triterpenoid, minyak atsiri (2%), asam heksauronat, pentosa, xilosa, asam metil homoanisat, molludistin serta asam ursolat (Peter, 2002 dan Meyer, et al., 1982). Komponen minyak atsiri Ocimum sanctum terdiri dari α-pinen, β-pinen, sabinen, mirsen, limonen, 1,8 sineol, Z-β-osimen, E-β-osimen, E-sabinenhidrat, E-α-bergamoten, β-kariofilen, E-β-farnesen, α-humulen, metilkavikol, α-terpineol, germakaran-D, β-bisabolen, α-bisabolen, eugenol (62%), metileugenol, α-bisabolol, eukaliptol, estragol, borneol, osimen, geraniol, anetol, 10-kadinol, β-karofilen, α-terpinol, kamfora, 3-oktanon, safrol, seskuitujen, linalool. Flavonoidnya terdiri dari flavon epigenin, luteolin, flavon-O-glikosida apigenin 7-O-glukoronida, luteolin 7-O-glukoronida, flavon C-glukosida orientin, vicenin, cirsilineol, cirsimaritin,isothymusin, isothymonin (Sudarsono, dkk., 2002dan Depkes RI, 1995).
Minyak atsiri dan etanol pada daun kemangi ketika bereaksi dengan air mampu mencegah pertumbuhan dan penyebaran bakteri. Asam ursolatnya mampu meningkatkan imunodaster dan tissue protector. Kandungan flavonoid mampu merusak sel bakteri melalui perbedaan kepolaran antara lipid penyusun sel bakteri
Menurut penelitian di India, kandungan utama kemangi adalah eugenol yang merupakan sumber potensial bahan terapeutik yang terdapat pada beberapa bagian tanaman kemangi seperti daun, batang dan bunga.Eugenol adalah senyawa phenol dan merupakan unsur yang cukup besar dari ekstrak berbagai bagian dari tumbuhan kemangi.Eugenol mempunyai efek antiseptik dan bekerja dengan merusak membran sel, mengganggu lapisan fosfolipid dari membran sel yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas sehingga makromolekul dan ion dalam sel akan keluar, menyebabkan kerusakan ataupun kematian dari sel tersebut. 
Penelitian menunjukkan eugenol memiliki efektifitas yang lebih baik terhadap bakteri gram negatif dibanding pada bakteri gram positif.Hal ini berkaitan dengan ketebalan dari dinding bakteri gram (-) yang memiliki 1-2 lapisan peptidoglikan, dibandingkan dengan bakteri gram (+) yang memiliki sekitar 30 lapisan peptidoglikan.Perbedaan ketebalan dinding sel ini membuat bahan aktif lebih mudah menembus dinding sel bakteri gram (-).Disamping itu eugenol adalah senyawa hidrofobik yang dengan mudah melewati dan merusak dinding sel bakteri gram (-) yang memiliki konsentrasi lipid yang tinggi.



2.4 

Ektrak Daun Kemangi
 
Kerangka Teori


 














Bagan 1. Kerangka teori penelitian
2.5  Kerangka Konsep

Anti bacterial padaAeromonas hydrophila yang menginfeksi ikan lele dumbo (Clarias garipenus)
 
 





Bagan 2. Kerangka konsep penelitian





2.6  Uraian prosedur penelitian
Metode yang digunakan adalah metode eksperimental di laboratorium.Metode eksperimental adalah suatu usaha terencana untuk memperoleh fakta baru atau untuk memperkuat teori baru maupun membantahhasil-hasil penelitian yang telah ada.Rancangan penelitian yang digunakan adalah  Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu dengan 5 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perendaman ikan lele dumbo dalam larutan daun kemangi selama 48 jam pada konsentrasi  0 ; 500 ; 1000 ; 1500 ; 2000ppm.

2.6.1        Metode perendaman
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengobatan ikan yang Sakit, salah satunya adalah metode perendaman. Metode perendaman cukup efektif dalam mengobati penyakit ikan kerena larutan dapat meresap ke dalam ginjal, kulit, insang dan hati (Riki, 2008).
Metode perendaman dilakukan dengan melakukan pengenceran ekstrak daun kemangi untuk berbagai dosis sesuai dengan perlakuan yang ditetapkan. Setelah didapat larutan dosis yang sesuai dengan perlakuan makaikan dumbo direndam pada larutan ekstraksi dengan kepadatan 10 ekor per literselama 48jam . Dosis perlakuan adalah 0 ;500 ; 1000 ; 1500 : 2000 ppm. Dosis inimengikuti pendekatan pada penelitian adam  2012 untuk mengendalikanpenyakit Aeromonas hydrophila pada ikan mas koki.








2.7  Analisis data
Analisis data yang dilakukan berdasarkan percobaan diatas adalah :
1.      Kelangsungan hidup atau Survival Rate diperoleh data dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus :
SR = Nt x 100%
         No
            Keterangan :
           Nt = Jumlah ikan yang hidup pada awal (ekor)
           No = Jumlah ikan yang hiduppada akhir (ekor)
2.      Data SurvivalRate dimasukkan kedalam tabulasi, kemudian dilakukan uji hipotesis dengan analisa ragam (ANOVA).  Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi berbeda, tidak berpengaruh nyata  terhadap ikan lele dumbo (Clarias garipenus) yang terinfeksiAeromonas hydrophila.
H1: Perendaman ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi berbeda,  berpengaruh nyata  terhadap ikan lele dumbo (Clarias garipenus) yang terinfeksiAeromonas hydrohila.













BAB III
METODE DAN MATERI

3.1 Tempat Dan Waktu
3.1.1 Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di 3 tempat. Tempat menginokulasikan bakteri Aeromonas hydrophila akan dilaksanakan di Laboratorium Penjamin Produk dan Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) kota pekalongan. Laboratorium Basah Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan akan dijadikan tempat pemeliharaan ikan lele. Uji histopatologis akan dilakukan diLaboratorium Biologi Universitas Pekalongan.

3.1.2 Waktu
Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan dari tanggal 2 Desember  – 29 Desember 2013.

3.2 Bahan Dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan ayang digunakan antara lainIkan lele yang berasal dari sentra budidaya ikan lele di Balai Benih Ikan Karang anyar, Kab. Pekalongan. Bobot ikan terpilih adalah 53,61 ± 1.36 gr dan diadaptasikan terhadap pakan dan lingkungan selama tiga hari sebelum digunakan penelitian. Padat tebar tiap akuarium (50x35x45 cm) adalah sepuluh ekor dan pakan diberikan dua kali sehari.Selama penelitian berlangsung, kualitas lingkungan dijaga dalam kisaran optimal untuk kehidupan ikan lele.Biakan bakteri Aeromonas hydrophila berasal BBPAT Sukabumi.Daun kemangi sebagai bahan herbal untuk pengobatan penyakit, alkohol dan aquadest steril untuk mencuci preparat dan pengenceran. Bahan kimia seperti xylol,parafin,hematoksilin dan eosin untuk uji histopatologis ikan.

3.2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitian
No
Alat
Jumlah
Fungsi
1.
Aquarium (50x35x45cm)
15
Tempat pemeliharaan ikan
2.
Selang aerasi
1
Pengambilan udara
3.
Batu aerasi
155
Pengeluaran udara
4.
Selang sipon
5
Untuk menyipon
5.
Timbangan elektrik
1
Menimbang pakan
6.
Plastik
Tak terbatas
Wadah pakan
7.
Toples
15
Wadah pakan
8.
DO meter
1
Mengukur oksigen terlarut dalam air
9.
pH meter
1
Mengukur pH air
10.
Termometer
1
Mengukur suhu air
11.
Jarum suntik
6
Menyuntikan baketri dalam tubuh ikan
12
Selang
1
Pengeluaran air dalam pengisian air diaquarium
13
Blower
1
Pengeluarn udara
14
Cawan petri
4
Tempat inokulan
15
Jarum ose
6
Pengambilan bakteri
16
Inkubator
1
Penginkubasian bakteri
17
Freezer
1
Tempat menyimpan bakteri
18
Spektofotometer
1
Menghitung kepadatan Aeromonas hydrophila
19
Sarung tangan
2
Melindungi tangan
20
Masker
2
Menutup hidung dan mulut
21
Jas laboratorium
1
Melindungi tubuh dari kontak langsung dengan bakteri
22
Tampah
3
Wadah pengeringan daun kemangi
23
Blender
1
Menghaluskan daun kemangi
24
Gelas ukur
4
Mengukur volume air dan ektrak daun kemangi
25
Kain lap
3
Membersihkan tangan maupun meja kerja
26
Seser ikan
4
Mengambil ikan uji
27
Mikroskop
2
Pengujian histopatologi ikan
28
Alat bedah
6
Membedah ikan
29
Lup
2
Mempermudah pembesaran bagian tubuh ikan
30
Hot plates
1
Menghomogenkan ektraksi kemangi
31
Magnet strir
1
Mengaduk ekstraksi daun kemangi
32
Alat tulis
1
Mencatat hasil penelitian
33
Kamera
1
Memotret hasil penelitian

3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti rumus Steel dan Torrie (1991) yaitu :
Yij = ì + ói + åij
Keterangan :
Yij = Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
ì = Nilai tengah dari pengamatan
ói = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i
åij = Pengaruh galat hasil percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

3.3.2 Rancangan Perlakuan
Penelitian dilaksanakan dalam skala laboratorium dengan pengambilan data melalui pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek yang diteliti(Hadi, 1997). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap (RAL) yaitu lima perlakuan dengan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah
A : Perendaman ikan lele dalam larutan daun kemangi dengan konsentrasi 0 ppm
B : Perendaman ikan lele dalam larutan daun kemangi dengan konsentrasi 500 ppm
C : Perendaman ikan lele dalam larutan daun kemangi dengan konsentrasi 1000ppm
D: Perendaman ikan lele dalam larutan daun kemangi dengan konsentrasi 1500 ppm
E : Perendaman ikan lele dalam larutan daun kemangi dengan konsentrasi o 2000 ppm
Perlakuan yang diberikan adalah perendaman ikan lele dumbo dalam larutan daun kemangi selama 48 jam. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh adam haryani tahun 2012.


3.4 Metode Kerja
3.4.1 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan digunakan untuk menyiapkan alat penelitian. Beberapa alat seperti aquarium, selang, selang sifon dan batu aerasi dicucui bersih dan dikeringkan selama 2 hari.

3.4.2 Tahap Penginokulasian Bakteri Aeromonas hydrophila
Bakteri Aeromonas hydrophila didatangkan dariPBBAT Sukabumi  disimpan di LPPMHP Kota Pekalongan untuk selanjutnya dilakukan pembiakan dalam media TSP. Kepadatan bakteri A. hydrophila 105 CFU/ml.

3.4.3Tahap Penyuntikan Ikan Lele Dengan Bakteri Aeromonas hydrophila
Penyuntikan ikan lele dilakukan secara intramuscular dengan jumlah bakteri A. hydrophila 105 CFU/ml.

3.4.4 Tahap Pembuatan larutan Daun Kemangi
Pembuatan larutan daun kemangi menggunakan beberapa tahap yaitu pencucian daun kemangi. Daun kemangi yang digunakan adalah daun kemangi yang masih segar. Setelah proses pemetikan daun kemangi dicuci menggunakan air yang mengalir agar kotoran yang menempel hilang. Setelah proses pencucian, daun kemangi diangin-anginkan agar air yang melekat dapat kering. Proses selanjutnya adalah pengguntingan daun kemangi dan penimbangan berat kasar setelah itu daun kemangi diblender serta ditimbang sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Daun yang telah ditimbang sesuai dosis dilarutkan dalam aquadest sebanyak 250ml dan dihomogenkan menggunakan hot plates dan magnetic stir selama 15 menit kemudian diendapkan 5 menit. Larutan daun kemangi siap digunakan.



3.4.5 Tahap Pemeliharaan
Ikan lele dipelihara dalam aquarium ukuran 50x35x45 cm dengan kepadatan 10 ekor/aquarium hal ini sesuai dengan sukenda, 2008. Ikan direndam dalam larutan daun kemangi selama 48 jam. Selama masa perendaman ikan lele diberi makan berupa pelet komersial dengna kadar ptotein 35% dan prosentase pemberian nya 3% dari berat total tubu hari.Pakan diberikan 2 x sehari yaitu pagi dan sore. Pada tahap ini akan dilakuan uji kualitas air yang diukur 2 x yaitu awal penelitian dan akhir penelitian. Pengukuran uji kualitas air meliputi pH, DO, dan suhu.

3.4.5 Tahap Pengamatan
Ikan dipelihara selama 14 haridengan perendaman dalam air daun kemangi selama 48 jam. Awalnya ikan dipelihara dalam aquarium dengan air tanpa campuran daun kemangi stelah ikan menunjukkan gejala adanya serangan ikan dipindahkan dalam aquarium yang telah diisi larutan daun kemangi dengan dosis yang berbeda-beda. Parameter yang akan diamati adalah kelangsungan hidup ikan, gejala klinis, uji histopatologis hati dam ginjal dan kulaitas air.
Jadwal penelitian disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2. Jadwal Penelitian
No
Tahapan
Minggu ke -
1
2
3
4
1.
Persiapan Alat Dan Bahan




2.
Penginokulasian Aeromonas hydrophila




3.
Penyuntikan Bakteri kedalam Tubuh Ikan Lele




4.
Pembuatan Larutan Daun Kemangi




5.
Pemeliharaan ikan dalam aquarium




6.
Perendaman dalam larutan daun kemangi




5.
Pengamatan





1.      Uji gejala klinis





2.      Histopatologis hati dan ginjal ikan





3.      Kualitas air





3.5 Metode Sampling
Sampling dilakukan 2 x, setelah disuntik Aeromonas hydrophila dan pasca perendaman larutan daun kemangi. Gejala klinis diamati setelah proses penyuntikan bakteri dengan melihat secara langsung tingkah laku ikan di masing-masing aquarium. Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal pemeliharaan dan akhir dengan mengukur kualitas air di masing-masing aquarium percobaan. Uji histopatologis dilakukan pada awal penyuntikan bakteri dan setelah perendaman dengan daun kemangi. Pada uji ini, pengamatan dilakukan dengan pengambilan sampel ikan disetiap aquarium 3 ekor (sukenda, 2008). Kelangsungan hidup ikan dihitung dengan membandingkan jumlah awal ikan dan akhir (sisa ikan).

3.6 Metode Pengumpulan data
3.6.1 Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup atau Survival Rate diperoleh data dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus :
SR = Nt x 100%
         No
            Keterangan :
           Nt = Jumlah ikan yang hidup pada awal (ekor)
           No = Jumlah ikan yang hiduppada akhir (ekor)



3.6.2 Gejala Klinis
Pengamatan gejala klinis dilakukan dengan mengamati luka dan tingkah laku ikan lele akibat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan setelah proses perendaman dengan larutan daun kemangi.

3.6.3 Uj Histopatologis Hati dan Ginjal
Uji histopatologis diamati 2 x, setelah penyuntikan dengan Aeromonas hydrophila dan perendaman larutan daun kemangi. Uji histopatologis dilakukan dengan pengambilan sampel darah dan ginjal ikan uji kemudian dilakukan pengamatan dibawah mikroskop .untuk 1 aquarium percobaan diambil 3 sampel ikan uji.

3.6.4 Kualitas Air
Kualitas air pada masa penelitian harus dibuat optimum agar kematian ikan karena faktor kualitas air dapat dihindari. Pengukuran kualitas air yang diamati adalah suhu, DO dan pH. Pengukuran dilakukan 2x yaitu pada awal penelitian dan akhir penelitian.

3.8 Metode Analisis Data
Data dianalisis menggunakan Analysis Of  Variance (ANOVA). Kemudian dilakukan uji lanjut Duncandengan tarap kepercayaan 5% (Gasperz, 1991) dan uji regresi. Data gejala klinis dan histopatologis dianalisis secara deskriptif. Uji kualitas air dikaitakn dengan rujukan pustaka.








DAFTAR PUSTAKA


Angka, S.L, B.P. Priosoeryanto, B.W. Lay dan E. Harris. 2004. Penyakit Motile Aeromonas Septicaemia pada ikan lele dumbo.Forum Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor
Alamendah. 2009. Klasifikasi Dan Jenis Ikan Lele. http://alamendah.wordpress.com/2009/09/21/klasifikasi-dan-jenis-ikan-lele/ Diakses 30 Desember 2012.
Aprianto, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius. Jakarta
Cipriano R.C, G.L Bullock, S.W Pyle. 1984. Aeromonas hydrophila and Motile Aeromonad Septicemias of fish. Fish Diseases Leaflet 68, US. Fish and Wildlife Service. West Virginia. p20-23.
Dellman, H.D. dan Brown, E.M. 1989. Buku teks histologi veteriner. I. Hartono (penerjemah). UI. Press. Jakarta.
Effendi, M.I. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 128 hlm.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi ikan. Dasar Penyembangan Teknologi Perikanan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Kabata Z. 1985. Parasites and disease of fish cultured in the tropics. Taylor and Francis Press, London and Philadelphia. 318p.
Gasperz,V. 1991. Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu – Ilmu Pertanian Dan Ilmu Tekhnik Biologi. CV Armico : Bandung.
Hadi, S. 1997. Pengantar Ilmu Statistik Jilid I. Penerbit UGM. Yogyakarta
Haryani Adam., R Grandiosa, I.D Buwono, dan Aya. 2012. Uji Efektivitas Penggunaan Daun Pepaya (Carica papaya) Untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas koki (Carassius auratus). Jurnal akuakultur Indonesia
Nabib, R dan Pasaribu FH. 1989. Patologi dan penyakit ikan. Bogor : Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudjana, 1980. Desain dan Analisa Eksperimen. Edisi III. Penerbit Tarsito : Bandung
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta
Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991. Tanaman Herbal Sebagai Fitofarmaka. Kanisius : Yogyakarta
Stickney, R.R 1993. Principle of warm Water aquaculture.A Wiley.Interscience Publication.John and Sons.USA, 130p.
Sukenda, Y.T. Trianggoro, D. Wahyuningrum dan Rahman. 2008. Penggunaan kitosan untuk pencegahan infeksi Aeromonas hydrophila  pada ikan lele Clarias sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 6 (2): 205-209.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3.12 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva komoditas perikanan di komoditas perikanan di bak, aquarium dan fiber glass

  Persiapan Wadah Bak, Aquarium dan Fiber Glass Pada kegiatan pembelajaran ini anda akan mempelajari sanitasi wadah pembe...