Minggu, 01 Agustus 2021

Lokasi Pengambilan Sample Kualitas Air

 

KEGIATAN BELAJAR 2. PENGAMBILAN SAMPEL KUALITAS AIR

 

A.     Deskripsi

 

Pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas air merupakan materi yang saling berhubungan dengan materi pengukuran kualitas air. Pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas air akan membahas mengenai :

1.      Lokasi pengambilan sampel

2.      Teknik pengambilan sampel parameter kualitas air

3.      Teknik penanganan sampel

4.      Teknik pengawetan sampel

B.     Kegiatan Belajar

1.      Tujuan Pembelajaran

 

Peserta didik yang telah mempelajari buku teks ini diharapkan mampu :

a.       menentukan lokasi pengambilan sampel

b.      mengambil sampel pengukuran parameter kualitas air

c.       menangani sampel yang telah diambil

d.      mengawetkan sampel kualitas air yang akan diukur

 

2.      Uraian Materi

Sampel air permukaan berasal dari air sungai, air danau, air waduk, mata air, air rawa, dan air gua. Pengujian air permukaan bertujuan untuk:

a.       Mengetahui kualitas air permukaan sehingga dapat ditentukan peruntukannya sebagai, misalnya air minum, air untuk rekreasi, air untuk industrI, air untuk perikanan, air pertanian, dan sebagainya

b.      Membuktikan dan mengendalikan pencemaran

c.       Menetapkan kebijakan pengelolaan air permukaan

 

Maksud pengambilan sampel kualitas air adalah mengumpulkan volume sampel kualitas air yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi masih mewakili (representatif), yaitu masih mempunyai sifat–sifat yang sama dengan sumber sampel kualitas air tersebut (misal badan air/sungai, danau/waduk, mata air, sumur dll.).

Karakteristik dari perairan mungkin tidak banyak berubah selama beberapa waktu, tetapi banyak juga aliran air yang selalu berubah di dalam waktu singkat. Contohnya karakteristik air di hulu umumnya hanya berubah karena pengaruh hujan sehingga perubahan dapat bersifat harian bahkan jam. Untuk memperoleh contoh yang mewakili keadaan yang sesungguhnya dapat dipilih tiga metode :

1.      Contoh Sesaat (Grap Sample)

 

Contoh sesaat mewakili keadaan air pada suatu saat dari suatu tempat. Apabila suatu sumber air mempunyai karakteristik yang tidak banyak berubah didalam suatu periode atau didalam batas jarak waktu tertentu maka contoh sesaat tersebut cukup mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode ini dapat dipakai untuk sumber air alamiah tetapi tidak mewakili keadaan air buangan atau sumber air yang banyak dipengaruhi oleh bahan buangan.

Pemeriksaan parameter tertentu memerlukan metode

sesaat seperti pengukuran suhu, pH, kadar gas terlarut, CO , sulfida, sulfat,

2

sianida dan klorin.

 

2.      Contoh Gabungan Waktu (Composite Sample)

 

Contoh gabungan waktu adalah campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari suatu tempat yang sama pada waktu yang berbeda.. Untuk mendapatkan contoh gabungan waktu (composite) perlu diperhatikan agar setiap contoh yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila volume akhir dari suatu contoh gabungan 1-5 Liter, maka untuk selang waktu 1 jam selama periode pengambilan sampel 24 jam dibutuhkan volume contoh masing-masing sebanyak 200-220 mL.

 

3.      Contoh Gabungan Tempat (Integreted Sample)

 

Merupakan campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari tempat yang berbeda pada waktu yang sama. Hasil pemeriksaan contoh gabungan menunjukkan keadaan merata dari suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode ini berguna apabila diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran sungai yang dalam atau lebar atau bagian-bagian penampang tersebut memiliki kualitas yang berbeda. Metode ini umumnya tidak dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air danau atau air waduk

Keberhasilan metode pengambilan sampel sangat tergantung pada peralatan untuk pengambilan sampel, teknik atau cara pengambilan, pelaksanaan dan penanganan serta penyempurnaan analisis Laboratorium. lebih dari 50% ketidakabsahan data analisa kuallitas air dipengaruhi oleh teknik pengambilan sampel yang tidak sesuai.

a.      Penentuan lokasi pengambilan sampel

 

Lokasi pengambilan sampel dapat dilakukan pada air permukaan dan air tanah. Pengambilan sampel pada air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya Penentuan kualitas air pada daerah pengaliran sungai didasarkan pada :

ü  Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum atau masih sedikit mengalami pencemaran;

ü  Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemaran;

ü  Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemanfaatan sumber air.

 

 

Sedangkan pemantauan kualitas air pada danau/waduk didasarkan pada :

 

ü  Tempat masuknya sungai ke danau/waduk

ü  Di tengah danau/waduk

ü  Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan

ü  Tempat keluarnya air danau/waduk

b.      Penentuan lokasi pengambilan sampel air sungai

 

Langkah awal dalam menentukan lokasi pengambilan sampel air sungaiadalah mengetahui keadaan geografi sungai dan aktifitas di sekitar daerah aliran sungai. Secara umum, lokasi pengambilan sampel air sungai meliputi:

§  Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu lokasi yang belum tercemar. Lokasi ini berperan untuk identifikasi kondisi asal atau base line sistemtata air

§  Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu lokasi di mana air sungai dimanfaatkan untuk bahan baku air minum, air untuk rekreasi, industry, perikanan, pertanian, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui kualitas air sebelum dipengaruhi oleh suatu aktifitas

§  Daerah yang potensial terkontaminasi, yaitu lokasi yang mengalami perubahan kualitas air oleh aktivitas industrI, pertanian, domestik, dan sebagainya. Lokasi ini dipilih untuk mengetahui hubungan antara pengaruh aktivitas tersebut dan penurunan kualitas air sungai

§  Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya anak sungai. Lokasi ini dipilih apabila terdapat aktivitas yang mempunyai pengaruh terhadap penurunan kualitas air sungai

§  Daerah hilir atau muara, yaitu daerah pasang surut yang merupakan pertemuan antara air sungai dan air laut. tujuannya untuk mengetahui kualitas air sungai secara keseluruhan. Apabila data hasil pengujian di daerah hilir dibandingkan dengan data untuk daerah hulu, evaluasi tersebut dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan air sungai secara terpadu.


 

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel air sungai

 

c.       Penentuan jumlah titik pengambilan sampel air sungai

 

Apabila lokasi pengambilan telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menentukan titik pengambilannya. Jumlah titik tersebut sangat tergantung pada debit rata-rata tahunan dan klasifikasi sungai. Semakin banyak titik pengambilan sampel, semakin tergambarkan kualitas air sungai sesungguhnya. Tabel 12 dibawah memberikan ilustrasi jumlah titik pengambilan air sungai sesuai klasifikasinya.

Tabel 13. Jumlah titik pengambilan sampel air sungai sesuai klasifikasinya

 

Debit rata-rata tahunan

(m3/detik)

Klasifikasi sungai

Jumlah titik pengambilan

sampel

Jumlah kedalaman pengambilan

sampel*

< 5

Kecil

2

1

5 150

Sedang

4

2

150 1000

Besar

6

3

>1000

Sangat besar

Minimum 6 seperti

pada sungai besar, jumlah titik

4

 

 

 

tambahan tergantung pada sungainya, kenaikan ditambah dengan faktor 2

(dua)

 

Catatan: (*) Sampel air sungai diambil pada 30 cm di bawah permukaan air dan/ atau 30 cm di atas dasar sungai dan harus dengan berhati-hati sehingga endapan dasar sungai (sedimen) tidak terambil

 

Dalam prakteknya, jumlah titik tersebut sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi air sungai. Untuk gambaran yang lebih detail, Tabel 13 dibawah menunjukkan jumlah titik pengambilan sampel air sungai berdasarkan klasifikasi dan debit rata-rata tahunan.

Tabel 14. Jumlah titik pengambilan sampel air sungai berdasarkan klasifikasi dan debit rata-rata tahunan

 

Debit rata-rata

tahunan (m3/detik)

Klasifikasi sungai

Jumlah kedalaman

Jumlah titik sampel

< 5 (kedalaman air rata-rata < 1 m)

Sangat kecil

1

 

< 5 (kedalaman rata-rata > 1 m)

Kecil

1

 

5 - 150

Sedang

2

 

150 - 1000

Besar

3

 

> 1000

Sangat besar

4

 

Keterangan:

 

d : kedalaman air sungai; L : lebar sungai (Sumber Hadi, 2007)

d.      Pengambilan sampel air di danau / waduk

 

Pada titik pengambilan sampel air danau atau waduk ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan sebagai berikut;

§  Pada danau atau waduk dengan kedalaman kurang dari 10 m, sampel air diambil dari dua titik, yaitu di permukaan dan di dasar danau/waduk

§  Pada danau atau waduk dengan kedalaman antara 10 m – 30 m, sampel diambil pada tiga titik, yaitu dipermukaan, lapisan termoklin, dan di dasar danau

§  Pada danau atau waduk dengan kedalaman antara 30 m 100 m, sampel diambil pada titik, yaitu permukaan, lapisan termoklin (metalimnion), di atas lapisan hipolimnion, dan dasar danau/waduk

§  Pada danau atau waduk dengan kedalaman lebih dari 100 m, titik pengambilan sampel air dapat diperbanyak sesuai dengan keperluan.

 

1 komentar:

3.12 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva komoditas perikanan di komoditas perikanan di bak, aquarium dan fiber glass

  Persiapan Wadah Bak, Aquarium dan Fiber Glass Pada kegiatan pembelajaran ini anda akan mempelajari sanitasi wadah pembe...