Minggu, 08 Agustus 2021

PEMELIHARAAN LARVA IKAN (Pemberian Pakan dan Menghitung Kebutuhan Pakan)

 

Kegiatan Pembelajaran :  PEMELIHARAAN LARVA IKAN

 


A.     Deskripsi

Kompetensi pemeliharaan larva ikan membahas tentang Penanganan larva sesuai sifat dan karakter jenis ikan, Tahapan perkembangan larva, Perhitungan padat tebar larva, Pengelolaan pakan larva, Ukuran pakan larva, Nutrisi pakan larva, Jenis jenis pakan larva, Feeding rate, feeding frekuensi dan feeding time, Feed Conversion Rate, Laju pertumbuhan larva, Pengelolaan media pemeliharaan larva, Sanitasi wadah, Pengelolaan kualitas air, Pengukuran parameter kualitas air, Pengendalian hama penyakit dan Teknik pemanenan larva

B.     Kegiatan Belajar

1.              Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kompetensi pemeliharaan larva ikan, anda akan memahami :

a.       Pemberian pakan

b.       Menghitung kebutuhan Pakan

a.      Pemberian Pakan

Pakan merupakan faktor yang penting dalam usaha pendederan benih ikan. Dalam usaha pembenihan, benih ikan diharuskan tumbuh hingga mencapai

ukuran pasar. Untuk itu, benih ikan harus makan, tidak sekedar untuk mempertahankan kondisi tubuh, tetapi juga untuk menumbuhkan jaringan otot atau daging. Jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan akan menentukan asupan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan daging. Pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan bisa menggambarkan nafsu makan ikan dan ini dipengaruhi oleh kualitas air (terutama suhu dan oksigen terlarut) media pemeliharaan benih ikan. Dalam pemberian pakan benih ikan ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu frekuensi pemberian pakan dan cara memberikan pakan.

Pemberian pakan terhadap benih ikan tergantung tingkat kesuburan kolam pendederan. Pemberian pakan terhadap benih ikan umumnya sebanyak 3-5% dari total berat benih ikan. Namun jika kolam pendederan subur, pemberian pakan dapat dikurangi. Frekuensi pemberian pakannya 3 kali yaitu pagi, siang dan sore hari dengan jumlah yang sama. Tetapi kondisi permintaan pakan akan berubah-ubah tergantung suhu air. Apabila cuaca cerah, matahari bersinar terang maka suhu air akan naik segala proses/metabolisme dipercepat. Barangkali apabila kondisi demikian frekuensi pemberian pakan akan lebih dari 2 kali. Tetapi apabila cuaca mendung, matahari tidak bersinar otomatis suhu akan menurun, kondisi ini dibarengi dengan fotosintesis plankton terhambat. Sehingga produksi oksigen menurun sebagai akibat nafsu makan ikan menurun permintaan ikan akan pakan juga menurun.

Pakan yang diberikan selama pendederan benih ikan adalah campuran tepung pelet dengan bekatul dengan perbandingan 1 : 2. Tetapi sebenarnya benih ikan sangat menyukai pakan alami. Jika kombinasi kedua jenis pakan yaitu pakan buatan dan pakan alami diberikan bersama adalah sangat baik, karena unsur gizinya saling melengkapi.

Jika total bobot ikan diketahui maka jumlah pakan yang dibutuhkan dapat dihitung. Konversi/efesiensi pakan akan dapat dihitung apabila jumlah pakan yang diberikan serta bobot total ikan diketahui.

Pakan merupakan faktor yang menentukan dalam pemeliharaan benih ikan. Pakan nyang diberikan ke benih ikan adalah memiliki kandungan protein tinggi, ukuran lebih kecil dari bukaan mulut, gerakan lambat dan mudah dicerna. Dengan terbatasnya organ sistem pencernaan benih karena masih dalam tahap perkembangan, seperti ukuran bukaan mulutnya yang kecil, gerakan tubuh/berenang yang masih sangat terbatas, kondisi saluran pencernaan yang sangat sederhana larva dipaksa untuk memburu, memangsa dan mencerna makanannya. Pakan yang baik diberikan sesuai dengan kondisi benih. Kriteria pakan tersebut harus memenuhi persyaratan:

1.      ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva

2.      pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk memudahkan larva dalam mendeteksi dan memangsa pakan

3.      mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi

Benih ikan di kolam/bak mulai diberi pakan saat persediaan pakan alami di kolam/bak mulai habis. Pakan yang diberikan berupa tepung atau pakan alami cacing sutra. Jenis dan ukuran makanan benih ikan berubah sesuai ukuran benih, pertumbuhan dan perkembangannya. Benih ikan   yang cukup besar atau benih tua mulai mengambil makanan alami yang berukuran lebih besar, misalnya pelet ukuran kecil / remah, larva Artemia, Cladocera dan Copepod.

Untuk benih ikan yang dipelihara di wadah akuarium atau fiber atau kolam semen, pakan awal yang diberikan dapat berupa Artemia sp, Moina sp atau Brachionus sp. Oleh karena ikan merupakan jenis ikan omnivora dan memiliki sifat kanibal pada ukuran benih, maka pada saat fase tersebut, benih tidak boleh kekurangan pakan karena sifat kanibalnya akan muncul.

Pemberian pakan untuk benih dilakukan sedikit demi sedikit dan ditebarkan di tempat – tempat tertentu, seperti di sudut atau di pinggir wadah pemeliharaan benih, agar benih terbiasa mencari makan di tempat yang sama.

Seminggu setelah larva mulai diberi pakan alami, benih ikan bawal dapat diberikan tambahan pakan berupa tepung pelet yang mengandung protein 30 35%. Tepung pelet ini diberikan dengan dosis 20% dari biomassa. Pemberian pakan tambahan berupa tepung pelet dapat dilakukan juga bersamaan dengan pemberian pakan alami.

Benih diberikan pakan sebanyak 5 kali dalam sehari, karena ukuran larva masih sangat kecil dan membutuhkan pakan untuk pertumbuhannya, sehingga membutuhkan pakan yang lebih banyak dan sering dibandingkan dengan benih ikan yang ukurannya sudah besar.

Jadwal pemberian pakan untuk benih ikan disesuaikan dengan ukuran ikan yang dipelihara. Pergantian jenis pakan dari emulsi kuning telur menjadi tepung pelet tersebut dilakukan secara overlapping beberapa saat untuk memberikan kesempatan pada benih agar beradaptasi terhadap pakan dengan jenis dan ukuran baru. Overlapping dapat berlangsung lebih lama apabila ukuran benih ikan di dalam wadah pemeliharaan memiliki keragaman yang besar.

1).  Pakan alami

Pakan alami ikan terdiri dari organisme renik berukuran kecil (mikro) dan organisme makro yang sangat jelas bila dilihat dengan mata. Untuk melihat organisme renik dapat menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Berikut ini beberapa jenis pakan alami yang menjadi pakan alami benih ikan.

a).   Phytoplankton

Phytoplankton merupakan organisme yang berukuran renik, memiliki gerakan yang sangat lemah, bergerak mengikuti arah arus air dan dapat melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil dalam tubuhnya. Phytoplankton merupakan produsen primer di perairan karena dapat mengolah bahan-bahan anorganik yang ada di lingkungannya menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Perkembangannya sangat cepat melalui pembelahan sel sehingga pertumbuhannya dapat didorong melalui pemupukan. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. phytoplankton sangat baik untuk makanan burayak dan benih ikan. Jenis-jenis phytoplankton yang tumbuh dikolam dan sebagai sumber pakan benih ikan antara lain Skeletonema, Chaetoceros, Tetraselmis, Dunaliella, Isochryis, Chlorella, Nannochloropis dan Spirulina.

b).  Zooplankton

Zooplankton merupakan hewan renik yang hidup melayang-layang di dalam air. Akan tetapi, ada juga yang berukuran agak besar sehingga dapat dilihat bentuknya secara kasat mata. Beberapa jenis hewan yang merupakan zooplankton, di antaranya Infusoria, Brachionus, Artemia, Daphnia, Moina, Cyclop dan calanus.

c).   Benthos

Benthos adalah binatang yang hidup di dasar perairan. Habitat organisme benthos di balik tanah dasar dan merayap di atas tanah dasar. Organisme yang hidup di balik tanah dasar adalah bangsa cacing, seperti cacing sutera atau cacing rambut (Tubifex sp) dan cacing lur (Nereis sp). Untuk mendorong berkembang-nya binatang benthos, dasar kolam perlu di pupuk dengan pupuk organik. Semua organisme benthos sangat disukai oleh hampir seluruh benih ikan

Pakan alami untuk benih ikan mempunyai beberapa kelebihan karena ukurannya relatif kecil dan sesuai dengan bukaan mulut benih ikan, nilai nutrisinya tinggi, mudah dibudidayakan gerakannya dapat merangsang ikan untuk memangsanya, dapat berkembang biak dengan cepat sehingga ketersediaannya dapat terjamin dan biaya pembudidayaannya relatif murah.

Jika dalam awal hidupnya benih ikan dapat menemukan pakan yang mempunyai ukuran sesuai dengan bukaan mulutnya maka benih ikan diperkirakan dapat meneruskan hidupnya. Namun, jika dalam waktu singkat benih ikan tidak dapat menemukan pakan yang sesuai dengan bukaan mulutnya maka benih ikan itu akan menjadi lemah dan selanjutnya mati. Selain beberapa kelebihan tersebut, pakan alami juga tidak mencemari media pemeliharaan sehingga dapat diharapkan menekan angka mortalitas benih ikan akibat kondisi air yang kurang baik. Jenis pakan alami yang dapat dimakan benih ikan tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Semakin besar ukuran benih ikan maka jenis pakannya juga berubah.

Tabel 1. Kandungan Gizi Beberapa Jenis Pakan Alami

Jenis Pakan

Alami

Kandungan Gizi (%)

Kadar

Air

Protein

Lemak

Serat

Kasar

Abu

Chlorella

-

30.00

15.00

-

15.00

Brachionus

85.70

8.60

4.50

-

0.70

Cacing

Tubifex

87.19

57.00

57.00

2.04

3.60

Artemia

81.90

55.00

18.90

-

7.20

Moina

90.60

13.29

13.29

-

11.00

Daphnia

94.78

8.00

8.00

2.58

4.00

Chironomus

97.06

56.60

2.86

-

4.94

Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1990

2).  Pakan buatan

Pakan buatan (artificial feed) adalah pakan yang sengaja disiapkan dan dibuat. Pakan ini terdiri dari ramuan beberapa bahan baku yang kemudian diproses lebih lanjut sehingga bentuknya berubah dari bentuk aslinya. Pakan buatan dapat digunakan, baik sebagai pakan tambahan (supplementary feed) maupun sebagai pakan pelengkap (complete feed). Pakan tambahan adalah pakan yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan ikan peliharaan selain pakan alami.

Bentuk-bentuk pakan buatan juga sangat beragam, baik dalam bentuk kering maupun lembab. Pakan kering dalam bentuk pelet, remah (crumble), butiran (granular), tepung (meal/mash), dan lembaran (flake). Pakan lembab dapat berbentuk bola (ball), dan roti kukus (cake). Untuk pakan basah umumnya berbentuk bubur atau pasta. Pelet dapat dibuat dalam beragam bentuk, seperti batang, bulat atau gilik. Ukuran panjang dan diameternya disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan diberi makan.

Kandungan gizi pakan buatan dapat disusun formulasinya supaya kandungan gizinya lebih lengkap dibandingkan dengan pakan alami. Gizi utama yang harus terkandung dalam ramuan pakan buatan adalah protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu, dalam menyusun ramuan pakan juga diperhatikan nilai ubahnya (konversinya). Apabila makanan tersebut hanya dimaksudkan sebagai makanan tambahan maka kandungan gizinya dapat lebih rendah dibandingkan jika akan digunakan sebagai makanan pokok.

Tabel 2. Bentuk Pakan Buatan Untuk Ikan

No

Umur Ikan

Bentuk Pakan

1

Sampai dengan umur 10 hari

Emulsi

2

Umur 10 20 hari

Tepung halus

3

Umur 20 40 hari

Tepung kasar

4

Umur 40 80 hari

Remah

5

Umur lebih dari 80 hari

Pelet

b) Menghitung Kebutuhan Pakan

a).   Feeding Rate

Pakan diberikan kepada benih ikan sesuai dengan kebutuhan dan dapat memberikan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang paling tinggi. Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan (feeding rate) per hari yang ditentukan berdasarkan persentase dari bobot ikan. Tingkat pemberian pakan ditentukan oleh ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan maka feeding rate-nya semakin kecil, tetapi jumlah pakan perharinya semakin besar.

Secara berkala, jumlah pakan harian ikan disesuaikan (adjusment) dengan pertambahan bobot ikan dan perubahan populasi. Informasi bobot rata-rata dan populasi ikan diperoleh dari kegiatan pemantauan ikan dengan cara sampling. Untuk menghitung kebutuhan pakan harian ikan dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah pakan harian (kg) = FR x BM

FR   = feeding rate (%) BM = bobot biomasa (kg)

Contoh : FR = 5%, BM = 20 kg, pakan yang diberikan perhari adalah 5% x 20 kg = 1 kg per hari.

Feeding rate yang digunakan ditentukan oleh ukuran ikan yaitu 3 – 10 %. Jumlah pakan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan benih ikan harus dihitung berdasarkan dosis (feeding rate) pemberian pakannya. Pemberian pakan yang kurang dalam periode pemeliharaan benih akan mengakibatkan pertumbuhan benih ikan

terganggu seperti ikan mudah sakit dan tubuh yang kuntet/kerdil. Jumlah pakan yang diberikan juga harus ditimbang sesuai kebutuhan ikan. Kebutuhan pakan ikan tiap per periode sampling akan berbeda dan akan mengalami peningkatan kebutuhan pakan per harinya.

Tabel 3. Tahap Penentuan Jumlah Pakan Harian Pada Setiap Bulan Setelah Sampling Pada Pembesaran Ikan Mas.

 

 

Bln

 

Panjang (cm)

Bobot Rata- rata (g)

 

Populasi (ekor)

Bobot Biomasa (kg)

 

Feeding Rate (%)

Jumlah Pakan Harian (kg)

a

b

c

d = b x c

e

f = d x e

I

8 10

10

1250

12,50

7

0,88

II

11- 13

20

1100

22,00

5

1,10

III

15-18

100

1050

105,00

4

4,2

IV

19-20

200

1000

200,00

3

6

b).   FCR (Feed Conversion Ratio)

Dari jumlah makanan yang dimakan oleh ikan, kurang lebih hanya 10% saja yang dapat digunakan untuk pertumbuhan atau penambahan bobot badan. Selebihnya makanan tersebut digunakan untuk pemeliharaan tubuh atau memang tidak dapat dicerna. Jumlah bobot makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan atau penambahan bobot badan itu disebut nilai ubah makanan atau konversi makanan.

Suatu ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan adalah feed conversion ratio. Apabila untuk menambah bobot 1 kg daging ikan dibutuhkan 6 kg pakan, berarti faktor konversi pakannya adalah 6. Tergantung dari jenis pakannya, faktor konversi pakan pada ikan berkisar antara 1,5 – 8. Secara umum, suatu jenis pakan dikatakan cukup efisien jika faktor konversinya sekitar 1,7. Faktor konversi bahan pakan nabati lebih besar daripada pakan hewani. Demikian pula makanan basah, mempunyai faktor konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan kering.

FCR sering kali dijadikan indikator kinerja teknis dalam mengevaluasi suatu usaha budidaya ikan. Faktor yang digunakan dalam perhitungan FCR bukan penambahan berat daging ikannya, melainkan bobot panennya yang merupakan bobot hidup atau bobot basah ikan pada waktu panen.

FCR = jumlah kg pakan / jumlah kg ikan yang dihasilkan

Misalnya, sebuah kolam dapat dipanen ikan sebanyak 1250 kg. Untuk ikan sebanyak itu telah digunakan pakan sebanyak 2000 kg selama masa pemeliharaan maka nilai FCR dari pakan yang diberikan adalah 2000 kg / 1250 kg = 1,6

c).    Frekuensi dan waktu pemberian pakan

Frekuensi pemberian pakan adalah berapa kali pakan yang diberikan pada benih ikan dalam sehari. Frekuensi ini terkait dengan waktu pemberian pakan. Umumnya semakin besar ukuran ikan maka frekuensi pemberian pakannya semakin jarang atau kurang. Ikan kecil sebaliknya diberi pakan lebih sering dibandingkan ikan besar. Frekuensi pemberian pakan benih ikan berkaitan dengan laju evakuasi pakan di dalam lambung dan ini tergantung pada ukuran dan jenis ikan yang dibudidayakan, serta suhu air.

Waktu pemberian pakan ditetapkan dengan memperhatikan nafsu makan benih ikan. Di pemeliharaan benih ikan di jaring terapung, nafsu makan benih ikan mas tinggi dengan kandungan oksigen terlarut tinggi dan suhu air hangat. Pada saat itu, porsi pakan yang diberikan relatif banyak. Namun demikian, sering kali waktu pemberian pakan disesuaikan dengan kepraktisan operasional usaha sehingga waktu makan umumnya ditetapkan siang hari. Selain ukuran dan biomasa ikan, jenis ikan yang dipeliharan juga menentukan frekuensi dan waktu pemberian pakan.

Tabel 3. Frekuensi, Waktu dan Proporsi Pemberian Pakan

Ukuran

ikan (g)

Frekuensi

Waktu Pemberian (jam)

Proporsi

Pemberian (%)

10

5

06.00,09.00,12.00,15.00,18.00

15,20,20,30,15

20

4

07.00,11.00,15.00,19.00

20,30,30,20

50

3

07.00,12.00,17.00

30,40,30


d).   Cara pemberian pakan

Untuk benih ikan yang masih kecil, pakan diberikan dengan menyebarkannya secara merata di seluruh permukaan air. Pakan dalam bentuk tepung dan remah dapat diberikan dengan cara ditaburkan menggunakan tangan. Penaburan pakan dengan tangan harus memperhatikan arah angin. Pelet untuk ikan-ikan besar diberikan dengan keadaan yang tetap, baik tempat maupun waktunya. Dengan waktu dan tempat yang tetap itu maka benih ikan akan terbiasa untuk menunggu pakan di tempat tersebut pada waktu-waktu tertentu. Dengan demikian akan memperkecil jumlah pakan yang tercecer.

Pakan diberikan secara sedikit demi sedikit sesuai dengan kebiasaan ikan dalam mencaplok dan menelan habis pakannya. Apabila kira-

kira 30 % dari jumlah ikan yang ada sudah tidak mau lagi menyambar pakan yang dilemparkan maka pemberiannya segera dihentikan. Dalam budidaya ikan yang intensif, pemberian pakan jangan sampai berlebih dan juga berkurang. Pemberian pakan yang berlebih akan mengakibatkan : air wadah tercemar, dasar kolam cepat kotor, pemborosan. Dan juga jika pemberian pakan yang kurang akan berakibat : pertumbuhan ikan bervariasi, pertumbuhan terhambat, daya tahan tubuh menurun, terjadi kanibalisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3.12 Melakukan persiapan wadah pemeliharaan larva komoditas perikanan di komoditas perikanan di bak, aquarium dan fiber glass

  Persiapan Wadah Bak, Aquarium dan Fiber Glass Pada kegiatan pembelajaran ini anda akan mempelajari sanitasi wadah pembe...